Konflik Pengelolaan Wana Wisata Rintisan Bukit Ongakan Di Kawasan Bekas Letusan Gunung Kelud (Studi Kasus Di Desa Besowo Kecamatan Kepung kabupaten Kediri)

Main Author: Berlian, Anggelio
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/10663/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini membahas tentang konflik yang terjadi di dalam pengelolaan wisata secara kemitraan yang dilakukan di bekas letusan gunung Kelud yang berada di Desa Besowo Kecamatan Kepung kabupaten Kediri. Konflik yang terjadi karena adanya ketimpangan wewenang dan kekuasaan pada aktor pengelola sehingga memunculkan kelompok superordinate dan subordinat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana konflik yang terjadi pada pengelolaan Wisata Bukit Ongakan sehingga memperoleh pemahaman yang utuh dan mendalam atas situasi konflik yang terjadidan diharapkan lewat penelitian ini mampu melihat langkah dan upaya untuk menyelesaikan konflik.Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif dengan pendekatan intrinsic sehingga dapat menangkap fenomena secara mendalam. Selain itu juga didukung kesesuaian teori yang digunakan, yakni teori konflik Ralf Dahrendorf. Lokasi penelitian ini berada di Desa Besowo Kecamatan Kepung kabupaten Kediri. Fokus dalam penelitian ini sebab-sebab munculnya konflik pengelolaan wisata bekas letusan Gunung Kelud. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan Forum Group Discution (FGD). Selanjutnya data transkip, dikelompokan, dianalisis, uji keabsahan dan disimpulkan. Hasil penelitian ini menunjukan dalam sistem pengeloaan wisata secara kemitraan memiliki kerentanan yang dapat penyebabkan konflik. karena konflik tidak akan muncul jika tidak ada relasi yang dibangun. Konflik yang terjadi dalam kemitraan pengeloaan ini akibat ketimpangan distribusi wewenang dan kekuasaan di mana Perhutani menjadi kelompok super-ordinate masih merasa memiliki kedudukan yang lebih tinggi. Sedangkan LMDH, Karang Taruna dan Pemerintah desa berada dalam posisi tertindas sub-ordinat. Sehingga konsep kemitraan tersebut tidak dapat mencapai sebuah tujuan bersama.