Analisis Pengaruh Faktor Internal Bank, Ketentuan Bank Indonesia, dan Kondisi Makroekonomi terhadap Intermediasi Perbankan (Studi Kasus Bank Umum di Indonesia Tahun 2005-2010)”
Main Author: | Famiono |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/106109/1/051200350.pdf http://repository.ub.ac.id/106109/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kondisi internal bank, ketentuan dari Bank Indonesia, dan kondisi makroekonomi terhadap intermediasi kelompok-kelompok bank umum di Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif menggunakan regresi data panel. Data penelitian merupakan data bulanan kelompok-kelompok bank umum dengan periode 2005-2010. Variabel yang berpengaruh terhadap intermediasi dikelompokan menjadi tiga hal, yaitu; kondisi internal bank yang diproksikan dengan CAR, NPL, dan SBI, ketentuan dari Bank Indonesia yang diproksikan dengan rasio GWM, seta kondisi makroekonomi diproksikan oleh nilai tukar dan inflasi. Sedangkan fungsi intermediasi perbankan diproksikan dengan rasio LDR. Rasio CAR meningkat menyebabkan kepercayaan masyarakat bertambah terhadap perbankan sehingga akan mendorong masyarakat untuk menyimpan dananya pada bank. Meningkatnya NPL menyebabkan bank harus membentuk cadangan penghapusan yang lebih besar sehingga dana yang dapat disalurkan lewat pemberian kredit juga akan berkurang. Rasio GWM memiliki hubungan yang negatif dengan fungsi intermediasi perbankan . Belum adanya penyesuaian rencana anggaran dan target yang telah ditetapkan berdampak pada kinerja dari perbankan terpengaruh oleh adanya kebijakan GWM oleh BI. Jumlah SBI berpengaruh positif terhadap intermediasi perbankan karena seiring dengan peningkatan jumlah DPKnya, bank berusaha menjaga likuiditasnya dengan salah satunya dengan meningkatkan juga secondary reserves yakni SBI. Kebijakan penjualan valas oleh BI ketika nilai tukar rupiah melemah berdampak pada kebijkan moneter yang ketat. Akibatnya, kredit yang disalurkan semakin menurun. Melalui kebijakan peningkatan tingkat suku bunga SBI dalam rangka pengendalian inflasi akan diikuti peningkatan suku bunga pengumpulan dana akibatnya terjadi peningkatan dalam penghimpunan dana semakin besar untuk melakukan eskpansi kredit.