Resolusi Konflik Dalam Penyelesaian Limbah Pabrik Gula Kebon Agung (Pada masyarakat sekitar Pabrik Gula Kebon Agung, Kabupaten Malang)
Main Author: | Tandayu, Cipta Diajeng |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/10571/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini menjelaskan proses resolusi konflik yang terjadi antara pihak Pabrik Gula Kebon Agung sebagai penanggung jawab perusahaan dalam menyelesaikan masalah yang terjadi akibat proses produksi gula, dengan masyarakat sekitar pabrik gula sebagai masyarakat terdampak dan dengan perangkat desa sebagai jembatan ataupun perantara dalam menyelesaikan masalah, salah satunya masalah limbah Pabrik Gula Kebon Agung. Berawal dari dampak yang di timbulkan atas proses produksi gula pada masyarakat sekitar, kemudian masyarakat terdampak salah satunya yaitu masyarakat RW 07 melakukan protes secara langsung kepada karyawan Pabrik Gula Kebon Agung. Berawal dari hal itu, Pabrik Gula Kebon Agung merespon dengan memberikan negoisasi berupa musyawarah secara bersama antara pihak pabrik gula, masyarakat terdampak dan perangkat desa. Hal tersebut merupakan proses dari resolusi konflik. Dimana keputusan di rumuskan secara bersama oleh pihak yang terlibat sehingga dapat mencapai kesepakatan bersama dan tidak menimbulkan kekecewaan di kalangan salah satu pihak. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif, karena peneliti ingin menjelaskan lebih jelas atau menggambarkan hasil penelitian secara menyeluruh dan terperinci tanpa ada perlakuan khusus dari peneliti. Sehingga dari penelitian ini dapat memperoleh hasil penelitian yang apa adanya mengenai resolusi konflik yang di alami antara masyarakat sekitar, pihak dari Pabrik Gula Kebon Agung dalam menyelesaikan masalah dampak yang terjadi. Salah satunya masalah limbah Pabrik Gula Kebon Agung. Peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Hasil dari penelitian ini, terlihat bahwa Pabrik Gula Kebon Agung melakukan musyawarah bersama dalam menyelesaikan masalah yang terjadi. Dari musyawarah tersebut kemudian Pabrik Gula Kebon Agung memberikan keputusan yang di setujui oleh pimpinan pabrik. Bantuan yang di berikan Pabrik Gula Kebon Agung kepada masyarakat di rasa cukup membantu bagi masyarakat sekitar. Namun di sisi lain, peneliti melihat ada beberapa bantuan yang kurang tepat sasaran. Salah satunya pemberian motor tossa. Pada dasarnya, tujuan dalam musyawarah tersebut adalah untuk menyelesaikan masalah limbah namun pada nyatanya pihak pabrik gula justru memberikan keputusan berupa bantuan berupa motor tossa.