Pengaruh Kenaikan Upah Minimum Terhadap Jumlah Pekerja di Jawa Timur (Studi Tahun 2004-2008)
Main Author: | MAbdulAziz |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2010
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/104865/1/ABSTRAKSI.pdf http://repository.ub.ac.id/104865/2/COVER.pdf http://repository.ub.ac.id/104865/3/DAFTAR_ISI.pdf http://repository.ub.ac.id/104865/4/DAFTAR_PUSTAKA.pdf http://repository.ub.ac.id/104865/5/SKRIPSInya_M_ABDUL_AZIZ.pdf http://repository.ub.ac.id/104865/ |
Daftar Isi:
- Persoalan upah buruh, khususnya upah minimum masih menjadi topik penting untuk dibahas karena upah minimum merupakan masalah yang sensitif bagi buruh dan pengusaha. Disatu sisi, kenaikan upah minimum yang disesuaikan dengan Kebutuhan Hidup Layak (KHL) akan sangat membantu buruh untuk menopang kehidupannya menjadi lebih layak, tetapi disisi lain kenaikan upah minimum yang terlalu besar memberatkan pengusaha dikarenakan biaya produksi yang menjadi besar. Kenaikan upah minimum yang terjadi di Jawa Timur pada tahun 2004-2008, sedikit banyak mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan di Jawa Timur. Dengan adanya kenaikan upah minimum, jumlah pekerja pada sektor formal secara umum turun dari tahun 2004-2008, dan sebaliknya secara umum terjadi peningkatan pada jumlah pekerja sektor informal dari tahun 2004-2008. Semakin meningkatnya jumlah pekerja pada sektor informal tersebut mengindikasikan bahwa kesempatan kerja di sektor formal yang ada tidak dapat menampung jumlah penduduk usia kerja yang ada. Dengan meningkatnya jumlah pekerja sektor informal di Jawa Timur, diharapkan pemerintah khususnya pemerintah daerah, lebih bisa menopang keberlangsungan usaha pada sektor ini. Hal ini bisa terwujud salah satunya dengan cara memberi bantuan modal usaha yang bisa diakses dengan mudah oleh para pekerja sektor informal karena rata-rata para pekerja pada sektor ini berpendidikan rendah.