Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peristiwa stock split menyebabkan adanya reaksi pasar modal yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return dan perubahan Trading Volume Activity yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang go publick di Bursa Efek Indonesia. Tujuan lainnya penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis Apakah terdapat perbedaan signifikan abnormal return dan Trading volume activity saham perusahaan sebelum setelah peristiwa stock split yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang go publick di Bursa Efek Indonesia. Alat analisis yang digunakan untuk memenuhi tujuan penelitian ini ialah metode pengujian instrumen, yaitu uji normalitas, uji t, Uji Statistik Non- Parametrik dengan menggunakan SPSS version 13. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan yang Signifikan pada Abnormal Return saham tetapi tidak terjadi perbedaan yang signifikan terhadap Trading Volume Activity saham. Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang mendasari dilakukannya stock split, yaitu Trading Range Theory dan Signaling Theory . Variabel Stock Split merupakan suatu perubahan yang terjadi atas nilai nominal per lembar saham dan sekaligus bertambahnya jumlah saham yang beredar, dimana perubahan-perubahan tersebut terjadi secara proporsional sesuai dengan faktor pemecahan ( split factor ). Variabel Abnormal Return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return ekspektasi ( Expected Return ). Variabel Trading Volume Activity Merupakan perubahan volume perdagangan saham dibandingkan dengan jumlah saham perusahaan yang beredar. Dari hasil penelitian rata-rata abnormal return mengalami kecenderungan ke arah negatif, hal ini menunjukkan pasar bereaksi dan direspon negatif. Respon pasar yang negatif pada saat pengumuman Stock Split disebabkan karena investor sudah mengetahui dahulu mengenai pengumuman Stock Split tersebut atau hal ini disebabkan adanya asimetri informasi, dimana terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang lainnya terhadap suatu informasi yang sama, sehingga ada sebagian pelaku pasar yang menerima informasi tepat waktunya, sebagian menerima informasi dengan terlambat dan sisanya mungkin tidak menerima informasi sama sekali. Selain itu bisa juga disebabkan karena harga saham setelah stock split mengalami perubahan yang sangat cepat, maka menyebabkan refleksi kepercayaan terhadap perusahaan di masa yang akan datang masih diragukan