Analisis program dana bergulir Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (Gerdu Taskin) (Studi kasus Kelurahan Kedunggaleng, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo)
Main Author: | ArieWibisono |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2009
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/104304/1/050902635.pdf http://repository.ub.ac.id/104304/ |
Daftar Isi:
- Program pengentasan kemiskinan telah banyak dilakukan pemerintah diantaranya IDT, PDM-DKE, P2MPD, PPK, P2KP, Gerdu Taskin dan masih banyak lagi. Dari berbagai program tersebut maka Program Gerdu Taskin merupakan program yang secara konseptual dianggap paling komprehensih serta terintegrasi yang meliputi tiga aspek pemberdayaan yakni bina manusia, bina usaha dan bina lingkungan. Namun dari sisi pelaksanaan program ini mengalami kendala yang mengakibatkan tujuan yang diharapkan belum dapat terpenuhi secara baik. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui mekanisme penyaluran dana bergulir program gerakan terpadu pengentasan kemiskinan. Selain itu, tujuan lain yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat penyaluran program gerakan terpadu pengentasan kemiskinan (Gerdu Taskin). Dari analisa yang dilakukan diperoleh hasil, yakni bahwa mekanisme penyaluran dana gerdu Taskin terbagi menjadi 2 yakni melalui Simpan Pinjam Pokmas dan Simpan pinjam komersil. Untuk mendapatkan pinjaman baik Simpan Pinjam Pokmas maupun Simpan Pinjam Komersil, warga diharuskan mengajukan permohonan pinjaman terdahulu kemudian dinilai kelayakannya oleh UPK. Setelah disetujui maka dilakukan penandatanganan akad pinjaman. Dalam tindak lanjutnya UPK melakukan pembinaan dan monitoring ke anggota. Khusus untuk Simpan Pinjam komersil diharuskan menggunakan pinjaman yang disesuaikan dengan besarnya pinjaman. Sedangkan dalam pelaksanaan program Gerdu Taskin terdapat empat faktor penyebab yang mengakibatkan ketidakoptimalan program Gerdu Taskin ini. Faktor tersebut meliputi : pertama , Masih ada anggapan atau persepsi yang kuat dari kalangan masyarakat mengenai penafsiran yang keliru tentang program Gerdu Taskin, dana bantuan dianggap dana hibah. Kedua, Kurangnya koordinasi antar pengurus UPK diakibatkan karena masing-masing pengurus UPK sebagai anggota pelaksana program Gerdu Taskin memiliki tugas ganda ( double job ). Ketiga , Partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan program Gerdu Taskin kurang. Keempat , Kegagalan usaha UPK bersama dengan masyarakat yang menyebabkan dana tidak dapat digulirkan lagi.