Analisis Pendapatan Pengrajin Industri Kecil Meubel Studi Kasus Industri Kecil Meubel Kelurahan Bukir Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan

Main Author: AanHerinanda
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2009
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/104237/1/050900437.pdf
http://repository.ub.ac.id/104237/
Daftar Isi:
  • Sektor ekonomi informal ( khususnya industri kecil menengah / IKM ) sangat berperan penting dalam perekonomian negara yang sedang berkembang, seperti halnya Indonesia. IKM mempunyai sifat padat karya sehingga mampu meneyrap banyak tenaga kerja. Sehingga berpotensi untuk mengurangi masalah pengangguran di Indonesia. IKM juga banyak menyerap banyak sumber daya sehingga dapat memanfaatkan kekayaan alam Indonesia yang berlimpah ruah. Di Pasuruan industri kecil meubel merupakan salah satu bentuk industri kecil yang berkembang. Industri kecil meubel di Kelurahan Bukir Kecamatan Gadingrejo menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar mencapai angka 20.613 orang (2007) yang merupakan 10% dari keseluruhan jumlah penduduk, PDRB Kota Pasuruan pada sub sektor Barang Kayu dan Hasil Hutan lainnya sebesar 25% disumbang oleh industri kecil meubel di Kelurahan Bukir. Permasalahan penelitian adalah untuk mencari seberapa besar tingkat pendapatan, kendalakendala apa yang dihadapi dan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Pasuruan untuk membantu dan meningkatkan kemampuan dari para pengrajin industri kecil meubel di Kelurahan Bukir Kecamatan Gadingrejo Kota Pasuruan.Fokus penelitian ini sendiri dalam mencari tingkat pendapatan dalam industri kecil meubel ini terletak pada metode tehnik produksi yang dilakukan. Metode tehnik produksi dalam industri meubel dapat dibagi dalam tiga cara, yaitu: metode pertama (mengubah input mentah menjadi output jadi), metode kedua (mengubah input mentah menjadi output setengah jadi) dan metode ketiga (mengubah input setengah jadi menjadi output jadi). Metode analisa yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis deskriptif dengan menggunakan analisis biaya, analisis penerimaan, analisis pendapatan dan analisis kelayakan usaha. Berdasarkan analisis pendapatan yang telah dilakukan didapatkan bahwa semua pengusaha industri kecil meubel yang terbagi dalam tiga kategori metode produksi, semuanya menunjukkan angka yang positif, yang berarti bahwa semua pengusaha mendapatkan laba dari proses produksinya. Rata-rata pendapatan terbesar ada pada kategori ketiga yaitu sebesar Rp. 3.784.000,- per bulan. Diikuti oleh pengusaha-pengusaha meubel pada kategori pertama yaitu sebesar Rp. 2.736.000,- per bulan. Rata-rata pendapatan terkecil ada pada pengusaha meubel kategori metode produksi ketiga yaitu sebesar Rp. 1.730.000,- per bulan. Dari analisis kelayakan usaha yang dilakukan didapatkan bahwa tehnik produksi yang pertama merupakan tehnik produksi yang paling efisian dibandingkan dengan tehnik produksi yang kedua dan ketiga. Kendala kendala yang dihadapi para pengrajin industri kecil meubel antara lain adalah aspek bahan baku, sumber daya manusia, permodalan, pemasaran dan persaingan. Aspek bahan baku dan sumber daya manusia erat kaitannya dengan jalannya proses produksi dan jumlah output yang dihasilkan. Sedangkan aspek permodalan, pemasaran dan persaingan akan sangat menentukan berkembang tidaknya usaha yang dilakukan.