Drought Evaluation Using Standardized Precipitation Index (Spi) In Kalimanten Sub Watershed, Indonesia
Main Author: | Ratna, Intan Madya |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/10405/ |
Daftar Isi:
- Kekeringan merupakan fenomena alam yang telah terjadi pada skala regional sepanjang sejarah. Setiap tahun, Kabupaten Malang khususnya bagian selatan yang terletak pada daerah pesisir dengan perbukitan kapur selalu dilanda kekeringan. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) harus menyuplai 40.000 liter air bersih melalui truk tangki untuk memenuhi kebutuhan penduduk di wilayah terdampak kekeringan. Analisa kekeringan harus dilakukan untuk menghindari kerugian akibat fenomena kekeringan itu sendiri. Indeks kekeringan menghubungkan parameter iklim dengan fenomena kekeringan sederhana. Salah satu metode yang umum digunakan dalam menganalisa indeks kekeringan adalah Standardized Precipitation Index (SPI), dimana metode ini menggunakan data hujan sebagai input dari prosedur perhitungan. Karena kekeringan adalah salah satu bencana yang sangat dipengaruhi oleh perubahan iklim, analisa kekeringan juga mengkaitkan fenomena kekeringan dengan kejadian El Nino dan juga membandingkan kejadian kekeringan dengan ketersediaan air sungai pada wilayah studi. Hasil analisa SPI3 mengindikasikan bahwa dalam kurun waktu 25 tahun kejadian kekeringan terparah terjadi pada bulan Mei 1997 dimana seluruh stasiun mengalami status kekeringan “sangat kering”. Secara umum, kekeringan pada wilayah studi dikategorikan sebagai kekeringan sedang apabila ditinjau dari rata-ratanya, dengan rentangan besar indeks kekeringan mencapai -0.8 sampai dengan –1.12. Apabila dihubungkan dengan kejadian El- Nino, kategori kekeringan “sangat kering” selalu terjadi pada saat periode El.-Nino. Di sisi lain, keadaan debit sungai pada wilayah studi juga menunjukkan keterkaitan dengan kejadian kekeringan. Ketika debit tinggi maka pada saat yang sama SPI3 menunjukkan nilai positif yang berarti tidak terjadi kekeringan, maupun sebaliknya. Rancangan kala ulang kekeringan juga dianalisa pada studi ini. Kala ulang untuk durasi dan besar kekeringan di desain mengikuti sebaran distribusi Gumbel.