Analisis Stabilitas Pengaruh Variabel Ekoomi Makro Terhadap Fungsi Intermediasi Perbankan di Indonesia Pasca Kenaikan Harga BBM 2005.
Daftar Isi:
- Bank adalah lembaga yang berfungsi untuk menghubungkan pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak yang memerlukan dana atau kekurangan dana (defisit unit). Di sinilah peran penting bank sebagai lembaga perantara ( intermediary ). Sejak beberapa tahun belakangan ini, industri perbankan merupakan industri yang mengalami perkembangan cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana masyarakat maupun pemberian kredit. Hal ini sebagai akibat dari deregulasi dunia perbankan yang dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia, pada tahun 1983 yang sangat mempengaruhi pola dan strategi manajemen bank, baik di sisi pasiva maupun di sisi aktivanya. Situasi ini memaksa industri perbankan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan memperoleh sumber-sumber dana baru. Sumber dana tersebut pada akhirnya akan disalurkan kembali oleh bank kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Di sinilah peran penting bank sebagai lembaga perantara ( intermediary ). Sebagai lembaga perantara, bankmemiliki keunggulan antara lain menyediakan risk sharing , menyediakan likuiditas dan menyediakan informasi. Namun, karena stabilitas perekonomian yang tidak menentu (dikarenakan kenaikan harga BBM) maka bank sebagai pihak yang kelebihan dana enggan untuk menyalurkan kredit (kepada sektor riil) sebagai alat untuk mendapatkan profit. Dengan alat analisis regresi linier berganda dan chow test penulis ingin membuktikan apakah stabilisasi variabel ekonomi makro memiliki pengaruh terhadap fungsi intermediasi perbankan di Indonesia . Pengukuran variabel ekonomi makro dapat dilihat dari antara lain: Inflasi, suku bunga SBI, suku bunga kredit, NPLs, dan nilai tukar (kurs). Pemilihan lima variabel ini karena kelima variabel tersebut memiliki hubungan yang erat dengan fungsi bank sebagai penghimpun dana dan penyalur dana. Dari hasil analisis yang sudah dilakukan menunjukkan bahwa variasi besarnya Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dijelaskan dengan baik oleh variabel-variabel ekonomi makro yaitu Inflasi, suku bunga SBI, suku bunga kredit, NPLs, dan nilai tukar (kurs). Dan dari analisa data, uji statistik, dan chow test yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ternyata variabel-variabel ekonomi makro yang terdiri Inflasi, suku bunga SBI, suku bunga kredit, NPLs, dan nilai tukar (kurs) tidak stabil dalam mempengaruhi Loan to Deposit Ratio (LDR) . Hal ini berarti kenaikan harga BBM dapat mengganggu kestabilan variabel-variabel ekonomi makro yang pada akhirnya akan mempengaruhi fungsi intermediasi perbankan di Indonesia .