Effektivitas Ekstrak Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) Pada Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Yang Terinfeksi Wssv Berdasarkan Differential Haemocyte Count (Dhc)

Main Author: Kusnia, Alfi Lutfiana
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/10308/
Daftar Isi:
  • Pencemaran perairan adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam perairan oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu yang telah ditetapkan (UU RI No 39 Tahun 2009). Pencemaran perairan menyebabkan berubahnya kondisi lingkungan perairan sehingga dapat menyebabkan munculnya bibit penyakit dan kondisi organisme yang rentan terserang penyakit. Salah satu penyakit yang sampai saat ini menjadi permasalahan dalam budidaya udang adalah White Spot Syndrome Virus (WSSV). WSSV menginfeksi berbagai macam krustasea perairan, termasuk udang. Udang vaname merupakan salah satu hewan invertebrata yang memiliki sistem pertahanan tubuh non spesifik yang sebagian besar dilakukan oleh sel hemosit. Salah satu upaya dalam penanggulangan dan pencegahan penyakit udang adalah melalui peningkatan sistem pertahanan tubuh udang, yaitu dengan menggunakan imunostimulan. Imunostimulan dapat diperoleh dari bahan alami seperti rumput laut. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa rumput laut Eucheuma cottonii mengandung antioksidan yang dapat berfungsi untuk melindungi berbagai macam penyakit dan stres. Untuk mengetahui effektivitas rumput laut Eucheuma cottonii dapat dilakukan dengan menganalisa jumlah Differential Haemocyte Count (DHC). Tujuan dari penelitian ini yaitu Mengetahui pengaruh ekstrak rumput laut Eucheuma cottonii terhadap aktivitas Differentiial Haemocyte Count (DHC) udang vaname yang terinfeksi WSSV serta mengetahui dosis optimum ekstrak rumput laut Eucheuma cottonii yang dapat meningkatkan respon imun udang vaname (Litopenaeus vannamei). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2017 di Laboratorium Fisiologi dan Tumbuhan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, UPT Pengembangan Budidaya Air Payau (PBAP) Bangil dan Laboratorium Hidrobiologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 kali ulangan. Materi dalam penelitian ini meliputi uji ekstrak rumput laut Eucheuma cottonii yang dicampur ke pakan dengan dosis (0g/kg) pada perlakuan Kontrol negatif (K-), dosis (10g/kg) pada perlakuan P1, dosis (15g/kg) pada perlakuan P3. Uji ini dilakukan pada udang vaname selama 12 hari kemudian udang ditantang dengan virus WSSV. Pengambilan hemosit udang dilakukan 2 kali yaitu sebelum infeksi WSSV dan setelah infeksi WSSV. Pengamatan kualitas air meliputi DO, suhu, salinitas, pH, dan amonia. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa udang kontrol positif (+) memiliki jumlah rata – rata sel granular 43,86 %, nilai sel semi granular 21,80 %, dan sel hyalin 34,34 %. hasil pengamatan DHC udang vaname sebelum infeksi dan iv sesudah infeksi didapatkan data bahwa rata – rata nilai sel hyalin sebelum infeksi pada perlakuan kontrol negatif (-) sebesar 31,11 %, perlakuan P1 adaah sebesar 32,48 %, perlakuan P2 sebesar 35,26 %, perlakuan P3 sebesar 32,92 %, sedangkan nilai sel hyalin setelah infeksi didapatkan rata – rata pada perlakuan kontrol negatif (-) sebesar 29,44 %, perlakuan P1 sebesar 33,87 %, perlakuan P2 sebesar 39,48 %, perlakuan P3 sebesar 35,20 %. Hasil pengamatan DHC udang vaname sebelum infeksi dan sesudah infeksi didapatkan data bahwa rata – rata nilai sel granular sebelum infeksi pada perlakuan kontrol negatif (-) sebesar 33,33 %, perlakuan P1 adalah sebesar 37,60 %, perlakuan P2 sebesar 47,30 %, perlakuan P3 sebesar 41,25 %, sedangkan nilai sel granular setelah infeksi didapatkan rata – rata pada perlakuan kontrol negatif (-) sebesar 29,91 %, perlakuan P1 sebesar 33,10 %, perlakuan P2 sebesar 44,97 %, perlakuan P3 sebesar 40,32 %. Hasil pengamatan DHC udang vaname sebelum infeksi dan sesudah infeksi didapatkan data bahwa rata -rata nilai sel semi granular sebelum infeksi pada perlakuan kontrol negatif (-) sebesar 34,44 %, perlakuan P1 adalah sebesar 29,91 %, perlakuan P2 sebesar 17,44 %, perlakuan P3 sebesar 25,83 %, sedangkan nilai sel semi granular setelah infeksi didapatkan rata – rata pada perlakuan kontrol negatif (-) sebesar 40,65 %, perlakuan P1 sebesar 29,70 %, perlakuan P2 sebesar 15,56 %, perlakuan P3 sebesar 24,48 %. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu bahwa pemberian ekstrak rumput laut Eucheuma cottonii berpengaruh terhadap DHC udang vaname yaitu dilihat dari jumlah sel hyalin yang meningkat setelah diinfeksi virus WSSV dengan dosis optimum 10g/kg. Saran yang diberikan dalam penelitian ini yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis ekstrak rumput laut Eucheuma cottonii yang dicampur ke pakan agar mendapat dosis yang lebih optimum yang dapat meningkatkan sitem imun udang vaname yaitu pada sel hyalin, semi granular, dan granular.