Analisis Pelanggaran Maksim Grice dalam Film Prancis Les Chevaliers du Ciel

Main Author: Sari, VivianOctaviana
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/102888/1/Vivian_Octaviana_Sari_%28135110300111014%29_Analisis_Pelanggaran_Maksim_Grice_dalam_Film_Prancis_Les_.pdf
http://repository.ub.ac.id/102888/
Daftar Isi:
  • Teori prinsip maksim Grice terdiri dari maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, dan maksim pelaksanaan. Namun maksim tersebut dapat dilanggar dan pelanggaran tersebut dapat ditemukan dalam film Prancis Les Chevaliers du Ciel karya Gérard Pirès tahun 2006. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui pelanggaran maksim apa saja yang ada dalam film Prancis Les Chevaliers du Ciel (2) mengetahui tujuan digunakannya pelanggaran maksim pada film Prancis Les Chevaliers du Ciel. Penelitian ini menggunakan teori Grice tahun 1975, serta menggunakan metode kualitatif dengan analisis secara deskriptif untuk membuat gambaran secara sistematis serta untuk memaparkan informasi yang berhubungan dengan data yang diteliti secara mendalam pada dialog tokoh film Prancis Les Chevaliers du Ciel. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menonton film tersebut, membuat transkrip film, mengidentifikasikan dialog yang melanggar maksim, dan menerjemahkan dialog tersebut. Tahapan yang dilakukan untuk menganalisis data yaitu mengelompokkan data jenis pelanggaran maksim, mendeskripsikan data tersebut, dan menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dialog dalam film Prancis Les Chevaliers du Ciel mengandung bentuk pelanggaran maksim kuantitas sebanyak 1 tuturan, maksim kualitas sebanyak 1 tuturan, maksim relevansi sebanyak 3 tuturan, maksim pelaksanaan sebanyak 2 tuturan, dan lebih dari 1 maksim sebanyak 1 tuturan. Jadi, bentuk pelanggaran yang paling produktif digunakan, ialah pelanggaran maksim relevansi. Dalam film ini, juga ditemukan tujuan pelanggaran maksim, yaitu violasi sebanyak 2 tuturan, pengabaian sebanyak 1 tuturan, perbenturan sebanyak 1 tuturan, dan permainan sebanyak 4 tuturan. Jadi, tujuan pelanggaran yang paling produktif digunakan, ialah tujuan permainan. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk mengembangkan penelitian ini agar memperoleh temuan yang lebih bervariasi untuk perkembangan ilmu pengetahuan, atau dapat menggunakan tuturan dalam bahasa lain dengan genre film selain komedi dengan menggunakan teori Grice.