Tuturan Tabu Bentuk Dan Kaitannya Dengan Emosi Manusia Dalam Drama Yankee Kun To Megane Chan Episode 1-5

Main Author: Nuraeni, Yeni
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/102858/1/Yeni_Nuraeni_%28135110201111022%29_Sastra_Jepang.pdf
http://repository.ub.ac.id/102858/
Daftar Isi:
  • Bahasa yang digunakan oleh masyarakat untuk berkomunikasi, kadang kala ada yang dianggap wajar dan ada yang dianggap terlarang untuk diucapkan. Walaupun terlarang, terkadang tuturan tersebut tetap saja digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan ekspresi dan perasaannya kepada orang lain. Kata-kata yang digunakan pun beragam tergantung pada intensitas perasaan seseorang. Tuturan yang demikian disebut tuturan tabu atau kata makian. Tiap-tiap bahasa memiliki tuturan tabunya sendiri, termasuk Jepang. Tuturan tabu adalah tuturan yang digunakan untuk menyerang/menyakiti lawan bicara dengan mengatakan hal-hal buruk tentangnya. Penggunaan tuturan tabu tersebut dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang yang tercermin dalam karya-karya drama, film, novel, manga dan sebagainya. Dalam penelitian ini, drama yang digunakan adalah drama Yankee kun to Megane chan episode 1-5. Penelitian ini menggunakan teori sosiolinguistik dengan teori bentuk tuturan tabu oleh Daisuke dan teori mengenai konteks emosi manusia oleh Boeree untuk mengetahui apa bentuk tuturan tabu yang terdapat dalam drama tersebut dan emosi apa yang menyertai penggunaannya. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, ditemukan 121 data dengan total tuturan terbanyak yang digunakan adalah uzee/ menyebalkan dan baka / bodoh. Bentuk yang ditemukan dalam drama ini ada 6 bentuk, yaitu bentuk menghina tingkah laku lawan bicara sebanyak 16 kata, menghina kepribadian lawan bicara sebanyak 13 kata, sebagai kata-kata balasan sebanyak 5 kata, sebagai kata-kata yang digunakan untuk membuat perasaan lawan bicara tidak nyaman sebanyak 5 kata, dan kata-kata yang mengandung kekerasan, serta kecacatan fisik masing-masing sebanyak 1 kata. Sedangkan konteks emosi yang ditemukan dalam drama ini sebanyak 6 konteks, yaitu meliputi konteks emosi marah sebanyak 28 data, konteks emosi bahagia sebanyak 8 data, konteks emosi takut sebanyak 5 data, konteks emosi kejutan dan sedih masing-masing 4 data, serta konteks emosi bosan sebanyak 3 data.