Kajian Dekonstruksi Pada Tokoh Antagonis Makishima Shougo Dalam Serial Anime Psycho-Pass Season 1 Karya Sutradara Shiotani Naoyoshi
Main Author: | Rachmawati, Octavia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/102744/1/skripsi-125110200111074.pdf http://repository.ub.ac.id/102744/ |
Daftar Isi:
- Tokoh antagonis merupakan lawan dari tokoh utama dalam suatu cerita. Tokoh antagonis belum tentu memiliki tujuan yang jahat dalam bertindak. Jika tindakan tokoh antagonis yang bertentangan dengan nilai moral didasari oleh motif dan tujuan yang bersifat mulia,maka perilaku tersebut mencerminkan konsep Noble Cause Corruption. Noble Cause Corruption merupakan konsep yang merujuk kepada pola pikir menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang mulia. Contoh tokoh antagonis yang memiliki dasar-dasar konsep Noble Cause Corruption dapat ditemukan pada tokoh antagonis utama dari serial anime Psycho-Pass. Noble Cause Corruption dapat dikaitkan dengan teori dekonstruksi untuk membuktikan bahwa Shougo dapat dilihat sebagai karakter protagonis. Oleh karena itu, masalah yang dianalisis dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan bentuk dekonstruksi tokoh antagonis Makishima Shougo dalam serial anime Psycho-Pass season 1 karya sutradara Shiotani Naoyoshi. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis Ratna dengan pendekatan dekonstruksi Rodolphe Gasche dan konsep Noble Cause Corruption. Metode deskriptif analisis digunakan karena data temuan yang digunakan berupa data tertulis dan lisan. Pendekatan dekonstruksi digunakan untuk meruntuhkan anggapan semula bahwa tujuan dan motif yang dimiliki Shougo dalam bertindak merupakan hal yang tercela, dan setelah dibalik dapat dianggap sebagai hal yang mulia sehingga memenuhi dasar-dasar konsep Noble Cause Corruption. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Shougo telah melakukan berbagai tindakan tak terpuji, seperti memprasarani orang-orang untuk berbuat kriminal dan juga melakukan tindakan kriminal sendiri yang hampir menyebabkan krisis pangan nasional. Tindakan Shougo tersebut didasari oleh motif dan tujuan yang tergolong mulia, yaitu agar masyarakat Jepang dapat bertindak atas akal pikiran sendiri dan terbebas dari kendali dan pengawasan Sibyl System. Dari penelitian ini bisa disimpulkan bahwa Shougo memenuhi dasar-dasar konsep Noble Cause Corruptions, yaitu melakukan tindakan yang menyimpang untuk memenuhi tujuan yang mulia.