Implementasi Program Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan PT.Kaltim Prima Coal Pada Program Desa Mandiri Di Desa Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur

Main Author: Tamara, Aditya
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/10274/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini menjelaskan tentang implementasi program tanggung jawab sosial dan lingkungan PT.Kaltim Prima Coal pada program desa mandiri, khsusnya pada penguatan badan usaha milik desa di desa Sangatta Selatan Kabupaten Kutai Timur. Selain itu, program ini juga memaparkan bagaimana kendala-kendala yang dihadapai dalam proses implementasi dan juga siapa saja pihak-pihak yang terlibat dalam proses implementasi. Program ini bertujuan untuk menciptakan kemandiran masyarakat desa agar tidak lagi bergantung pada bantuan-bantuan khususnya bantuan yang hanya bersifat charity/dana sumbangan. Program ini di usung oleh PT.Kaltim Prima Coal sebagai salah satu bentuk dari kebijakan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan kepada masyarakat sekitar tambang. Dalam penelitian ini digunakan teori implementasi kebijakan model Merilee S.Grindle. Dengan menggunakan teori ini, peneliti dapat menjelaskan bagaimana keberhasilan suatu kebijakan dapat terwujud dengan melhat aspek siapa saja yang terlibat, manfaat apa saja yang didapat, dan menjelaskan pula apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat saat proses implementasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa imlementasi program desa mandiri di desa Sangatta Selatan sudah tepat sasaran. Program ini difokuskan pada penguatan Badan Usaha Milik Desa karena dianggap dapat menumbuhakan kemandirian masyarakat dan meningkatkan ekonomi desa. Namun pelatihan-pelatihan kepada masyarakat harus dilakukan secara intensif oleh pihak PT.Kaltim Prima Coal karena pengetahuan masyarakat di desa Sangatta masih sangat minim. Banyak bantuan-bantuan dari pemerintah yang tidak berjalan karena kurangnya pelatihan kepada masyarakat. Selain itu impelementasi program ini juga harus dijalakan secara merata ke setiap desa di kabupaten kutai timur karena terjadi kecemburan sosial akibat program desa mandiri yang tidak merata ke tiap-tiap desa.