Analisis Potensi Pengembangan Usaha Peternakan Broiler Pola Kemitraan Berbasis Agribisnis Di Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan
Main Author: | Andriati, Cicik |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/10249/ |
Daftar Isi:
- Pada suatu usaha, upaya untuk memperoleh keuntungan yang besar dan berkembang atau berkelanjutan merupakan sasaran sehingga perlu adanya suatu analisis potensi pengembangan peternakan broiler, usaha broiler merupakan jenis usaha yang sangat potensial dikembangkan. Beberapa faktor pendukung usaha budidaya broiler sebenarnya masih dapat terus dikembangkan, antara lain karena permintaan domestik terhadap broiler masih sangat besar. Usaha peternakan broiler juga merupakan usaha yang potensial untuk menghasilkan daging dan meningkatkan konsumsi protein bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktorfaktor internal dan eksternal pada peternakan broiler di Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. Serta untuk melihat strategi yang tepat pada peternakan broiler di Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. Penelitian ini dilaksanakan viii terhadap peternak yang bermitra dengan PT. Semesta Mitra Sejahtera pada tanggal 10 Desember 2017 - 10 Januari 2018. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dan wawancara langsung dengan 13 peternak yang bermitra dengan PT. SMS dengan lama beternak yang berbeda-beda untuk mengetahui gambaran tentang kondisi internal berupa: strength, weaknesess, dan kondisi eksternal berupa : opportunity, dan threat yang akan mempengaruhi pengembangan usaha ternak serta merumuskan strategi yang tepat untuk diterapkan pada usaha peternakan broiler di Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah internal factor analysis summary (IFAS) dan eksternal factor analysis summary (EFAS), serta analisis SWOT. Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor strategis internal (S&W) serta faktor-faktor strategis eksternal (O&T), selanjutnya melakukan penentuan alternatif strategi dan memilih strategi akhir yang akan diimplementasikan, untuk penentuan strategi yang akan dipilih dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai skor SO, ST, WO, dan WT. Dimana total nilai skor tertinggi merupakan skala prioritas pertama yang harus dilakukan terlebih dahulu, atau dengan cara lain yaitu dengan menggunakan faktor strategis internal dan eksternal tersebut diatas sehingga dapat dibuat berbagai kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO, dan WT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh peternak mitra bergantung pada jumlah DOC yang dipelihara, tingkat efisiensi penggunaan pakan (FCR), dan tingkat mortalitas. Tingkat impas produksi dipengaruhi oleh tingkat efisiensi penggunaan pakan dan tingkat mortalitas. Titik impas harga, secara rata-rata BEP harga jual ayam panen ix adalah pada range harga Rp16.275,- per kilogram sampai dengan Rp17.525,- per kilogram. Faktor-faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan adalah: (a) kemudahan pemenuhan sapronak (kekuatan utama), (b) perizinan kepada pihak pemerintah kecamatan, (c) training bagi manajemen dan mitra peternak, serta (d) pelaksanaan kemitraan sesuai perjanjian (ketepatan). Sedangkan kelemahan adalah: (a) fluktuasi ketersediaan sapronak seperti: kualitas, harga DOC dan pakan, (b) posisi tawar perusahaan dan peternak lemah pada penentuan kontrak, (c) keterbatasan petugas lapang TS (Technical Service) dalam menyelesaikan masalah nonteknis, serta (d) mortalitas pada proses pengiriman. Faktor-faktor lingkungan eksternal yang menjadi peluang dalam pengembangan produksi kemitraan broiler adalah pertumbuhan industri perunggasan khususnya broiler yang tinggi (respon tinggi), trend peningkatan konusmsi ayam yang meningkat, masih tingginya keinginan pemilik kandang lain menjadi plasma dan dukungan pemerintah terhadap kemitraan di industri perunggasan. Faktor lingkungan eksternal yang menjadi ancaman adalah (a) rawan pencurian ayam dan sarana produksi ternak, (b) serangan dan isu wabah penyakit pada broiler, (c) adanya produk substitusi ayam, dan (d) integrasi vertikal perusahaan skala besar dalam industri perunggasan. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan analisis SWOT, alternatif formulasi strategi yang dapat dilakukan oleh kemitraan broiler, yaitu sebagai berikut: (a) Strategi integrasi koordinasi melalui pendirian Rumah Potong Ayam (RPA), (b) Peningkatan kapasitas produksi melalui pengembangan kapasitas peternak mitra, (c) Perbaikan bio-security dalam aspek pemeliharan, dan (d) Peningkatan kualitas SDM petugas lapang dan perbaikan pengawasan. x Disimpulkan bahwa strategi pengembangan usaha peternakan broiler di Kecamatan Sugio yang dapat dilakukan oleh kemitraan broiler, yaitu: Strategi integrasi vertikal melalui pendirian Rumah Potong Ayam (RPA), Peningkatan kapasitas produksi melalui pengembangan kapasitas peternak mitra, Perbaikan bio-security dalam aspek pemeliharan, Peningkatan kualitas SDM petugas lapang dan perbaikan pengawasan. Saran dari penelitian ini yaitu peternak broiler di Kecamatan Sugio diharapkan menerapkan beberapa strategi untuk pengembangan usaha ternak broiler, diantaranya yaitu: Strategi integrasi vertikal melalui pendirian Rumah Potong Ayam (RPA), Peningkatan kapasitas produksi melalui pengembangan kapasitas peternak mitra, dan perbaikan biosecurity dalam aspek pemeliharan. Bagi pihak lain dapat menjadi gambaran usaha dengan mempertimbangkan penggunaan sarana produksi ternak dan strategi yang diterapkan untuk mendirikan usaha sejenis.