Penyimpangan Tindak Tutur Tokoh Yankumi Dalam Dorama Gokusen Season 1 Karya Toya Sato Dan Taro Otani
Main Author: | Rosmalasari, BaiqYulia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/102327/1/SKRIPSI_AJA.pdf http://repository.ub.ac.id/102327/2/SKRIPSI_TTD.pdf http://repository.ub.ac.id/102327/ |
Daftar Isi:
- Di dalam pemakaian bahasa dalam berkomunikasi, manusia akan dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial seperti; status sosial, tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, tingkat ekonomi dan faktor situasional, yaitu siapa yang berbicara (who speaks), dengan bahasa apa (what language), kepada siapa (to whom), kapan (when), di mana (where), dan mengenai masalah apa (to what end). Dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pemakaian bahasa tersebut, maka tidak heran jika kita sering menemukan adanya penyimpangan penggunaan bahasa dalam bertindak tutur yang dipengaruhi oleh faktor sosiologis penuturnya. Seperti yang dialami oleh tokoh utama Yankumi dalam dorama Jepang Gokusen yang mengalami penyimpangan tindak tutur dengan menggunakan bahasa yakuza dalam berkomunikasi. Tokoh Yankumi telah melakukan penyimpangan tindak tutur dengan tidak memperhatikan aturan sosial bahasa dalam berkomunikasi, dan hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan sosiologis tokoh Yankumi sendiri yang memiliki latar belakang seorang yakuza dan tumbuh besar di lingkungan keluarga yakuza . Oleh sebab itulah penulis tertarik untuk meneliti penyimpangan tindak tutur yang dilakukan oleh tokoh Yankumi dilihat dari aspek sosiologisnya Di dalam penelitian ini telah ditemukan sebanyak 25 data penyimpangan tindak tutur tokoh Yankumi dalam menggunakan bahasa yakuza dalam dorama Gokusen season 1 karya Toya Sato dan Taro Otani, dan berdasarkan ranah sosial yang telah ditentukan, data yang ditemukan adalah 11 data dalam ranah pendidikan, 8 data dalam ranah kemasyarakatan, 4 data dalam ranah keluarga, dan 2 data dalam ranah pekerjaan. Oleh karena itu, kajian sosiopragmatik yang digunakan dalam penelitian ini membuktikan bahwa keadaan sosiologis seseorang dapat berpengaruh terhadap bahasa yang digunakannya dalam bertindak tutur baik dalam dimensi konteks sosial, konteks kultural, maupun konteks situasionalnya.