Intertekstualitas Pada Manga Sailor Moon Act.01 Karya Naoko Takeuchi Dengan Anime Sailor Moon Act.01 Karya Munehisa Sakai

Main Author: Susanti, LudviPuji
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2016
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/102099/1/ludvi_puji_susanti_0911120131.pdf
http://repository.ub.ac.id/102099/
Daftar Isi:
  • Manga atau juga disebut komik dalam bahasa Indonesia dapat menjadi sebuah media yang menarik dan mudah dimengerti melalui gambar ilustrasi. Di Jepang pada era 90-an terbit manga bergenre pahlawan wanita pertama berjudul Sailor Moon dan edisi ini telah di transformasi dalam bentuk film anime. Komik dan anime merupakan dua jenis seni yang berbeda. Komik menggunakan gambar diam dan bahasa tulis sebagai media pengantarnya, sedangkan anime menggunakan gambar bergerak dan suara. Namun, perbedaan tersebut bukan berarti antara manga dan anime tidak memiliki kesamaan. Hal ini menarik untuk dikaji dengan prinsip intertekstual untuk mengetahui persamaan serta perbedaan antara manga dan anime. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori intertekstual dengan prinsip yang terdiri dari transformasi, haplologi, ekserp, modifikasi, dan ekspansi. Untuk mendukung teori ini, penulis juga menggunakan teori pendukung untuk membantu menemukan persamaan dan perbedaan antara manga dan anime. Pada manga dan anime penulis menambahkan unsur intrinsik karya fiksi sebagai teori pendukung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manga dan anime Sailor Moon mempunyai persamaan dan perbedaan yang berasal dari dalam unsur-unsur intrinsiknya seperti detail cerita dan penokohan. Hanya tiga prinsip intertekstual digunakan dalam versi anime Sailor Moon Act. 01. Adapun prinsip intertekstual tersebut adalah transformasi, modifikasi dan ekspansi. Pada prinsip transformasi, prinsip ini menjadi prinsip intertekstualitas yang paling dominan. Hampir secara keseluruhan, hipogram versi manga ditransformasikan secara utuh pada versi anime Pada prinsip modifikasi terdapat pada hampir keseluruhan versi anime Sailor Moon Act. 01. Modifikasi dalam hal ini yakni penggambaran sosok Usagi atau Sailor Moon itu sendiri. Pada prinsip ekspansi telah terjadi pengembangan cerita yang lebih luas lingkupnya daripada versi hipogram. Dua prinsip lain yaitu ekserp dan haplologi tidak ditemukan pada manga dan anime. Penulis menyarankan agar penelitian berikutnya dapat menggunakan teori intertekstual sebagai pendekatan untuk membedah karya sastra dengan pakar teori yang berbeda. Kemudian penulis berharap dengan menggunakan pakar teori lain, pada nantinya dapat lebih memperkaya dalam menganalisis manga ini untuk dikembangkan lebih lanjut.