Verbal Irony and Flouting Maxims in Bad Teacher Movie
Main Author: | Nastiti, LarasatiDwiki |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/101937/1/THESIS_LARASATI_DWIKI_NASTITI_115110101111099.pdf http://repository.ub.ac.id/101937/ |
Daftar Isi:
- Film adalah salah satu media hiburan yang bisa mencerminkan gambaran kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal percakapan. Penelitian ini mendiskusikan pelanggaran maksim melalui ucapan ironi yang terjadi di film Bad Teacher. Rumusan masalah penelitian ini adalah maksim apa yang dilanggar melalui ucapan ironi yang diucapkan oleh para tokoh di film Bad Teacher dan implikasi dari ucapan ironi yang diucapkan oleh para tokoh di film tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif karena data yang digunakan dalam bentuk transkrip dari film Bad Teacher. Penulis mengumpulkan data dengan membaca transkripsi film tersebut dan menemukan kalimat-kalimat ironi yang melanggar maksim. Setelah itu, penulis mengidentifikasi jenis-jenis maksim yang dilanggar, menganalisisnya, kemudian menarik kesimpulan. Dalam menganalisis makna implikasi dari ucapan ironi, penulis mempertimbangkan konteks yang terjadi di dalam film kemudian menginterpretasikan makna implikasi tersebut berdasarkan konteks. Penulis menemukan bahwa semua maksim dilanggar oleh para tokoh melalui 21 ucapan ironi. Maksim yang sering dilanggar adalah maksim kualitas dengan 21 kalimat. Maksim kedua adalah maksim hubungan dan maksim cara yang masing-masing 4 kalimat. Maksim yang paling sedikit dilanggar adalah maksim kuantitas dengan 3 kalimat. Selain itu, terdapat 9 kalimat ironi yang melanggar lebih dari satu maksim. Pelanggaran maksim sering terjadi karena para tokoh memberikan kontribusi yang salah dalam sebuah percakapan. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menghubungkan penelitian ucapan ironi atau pelanggaran maksim dengan teori lain seperti teori kesopanan. Penulis juga menyarankan peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian di objek yang lain seperti acara bincang-bincang, acara radio, atau novel.