Pengaruh Fermentasi Kulit Pisang (Musa Paradisiaca) Menggunakan Rhyzopus Oligosporus Dengan Lama Fermentasi Yang Berbeda Terhadap Konsentrasi Amonia, Volatile Fatty Acid, Dan Sintesis Protein Mikroba Secara In Vitro

Main Author: Afghani, Mohammad Rifki
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/10192/
Daftar Isi:
  • Ketersediaan pakan hijuan yang cukup baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitasnya diperlukan untuk meningkatkan produktivitas ternak ruminansia. Beberapa kendala dalam ketersediaan hijauan yaitu perubahan fungsi lahan yang awalnya sebagai sumber hijauan menjadi lahan pemukiman, lahan tanaman pangan, dan tanaman industri sehingga lahan padang penggembalaan sebagai sumber pakan hijauan menjadi berkurang. Pemanfaatan sumber daya pertanian tanaman pangan dengan bentuk limbah sebagai salah satu sumber pakan ternak merupakan langkah yang efisien untuk mengatasi permasalahan produktivitas hijauan. Pengelolaan limbah yang tepat perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pakan salah satunya adalah fermentasi pakan menggunakan mikroba. Salah satu limbah pertanian yang memiliki potensi cukup viii besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan pakan adalah kulit pisang (Musa paradisiaca). Di daerah Jawa Timur, produksi pisang dapat mencapai angka 921.964 ton/tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi dan mengetahui pengaruh fermentasi kulit pisang dengan Rhizopus oligosporus pada waktu fermentasi berbeda terhadap produksi gas amonia, sintesis protein mikroba dan konsentrasi asam lemak volatil (Volatile Fatty Acid) secara in vitro. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2016 di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya. Materi dan Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan di laboratorium, menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan tersebut adalah P0 yaitu kulit pisang tanpa fermentasi (kontrol), P1 yaitu kulit pisang fermentasi 0,4% Rhizopus oligosporus dengan lama fermentasi 4 hari, P2 yaitu kulit pisang fermentasi 0,4% Rhizopus oligosporus dengan lama fermentasi 7 hari, dan P3 yaitu kulit pisang fermentasi 0,4% Rhizopus oligosporus dengan lama fermentasi 10 hari. Variabel yang diukur meliputi produksi gas NH3, sintesis protein mikroba, dan konsentrasi VFA. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam ANOVA dan jika hasil menunjukkan perbedaan uji nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi kulit pisang menggunakan Rhizopus oligosporus berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap produksi gas NH3 pada jam inkubasi ke 24 dan konsentrasi VFA sedangkan sintesis protein mikroba tidak berpengaruh nyata (P>0,05). ix Perlakuan terbaik ditunjukkan pada perlakuan P3 yang memiliki nilai produksi gas NH3 6,21 mM, nilai sintesis proten mikroba 33,18 g N/kg, dan konsentrasi VFA yaitu asam asetat 7,23 ml Mol/L; asam propionat 3,72 ml Mol/L; asam butirat 0,54 ml Mol/L. Kesimpulan penelitian ini adalah perlakuan lama fermentasi kulit pisang menggunakan Rhizopus oligosporus 0,4% dapat menurunkan konsentrasi NH3 dan konsentrasi VFA, sedangkan nilai sintesis protein mikroba cenderung meningkat. Perlakuan terbaik berdasarkan nilai sintesis protein mikroba adalah kulit pisang fermentasi Rhizopus oligosporus 0,4% waktu pemeraman 10 hari. Diharapkan agar dapat diterapkan di masyarakat luas khususnya para peternak sehingga produksi yang dihasilakn dapat stabil meskipun terjadi perubahan musim. Akademisi dapat melanjutkan penelitian yang sudah dilakukan sehingga dapat meningkatkan hasil dari penelitian terdahulu menjadi semakin baik lagi.