Bilingualism of 3rd grade students of Wesley Elementary International School Malang

Main Author: Maria, Vichie
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/101860/
Daftar Isi:
  • Kedwibahasaan adalah sebuah kemampuan menggunakan lebih dari satu bahasa yang digunakan seseorang untuk berinteraksi satu sama lain atau dalam situasi ini disebut dengan bilingualism. Setiap orang pasti memiliki kewarga negaraan, budaya, bahasa pertama dan bahasa kedua. Bahasa pertama dan kedua kemungkinan pasti berbeda, itulah yang membuat seseorang menjadi bilingual. Peneliti menganalisa dua rumusan masalah, yaitu : (1) metode apa yang digunakan para guru untuk mengembangkan bahasa kedua dari murid kelas 3, dan bagaimana para murid mempelajari bahasa kedua mereka? (2) Apa saja factor yang dapat mempengaruhi kemampuan bilingual mereka? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data didapatkan dari interview yang telah dilakukan oleh peneliti di Wesley International School Malang. Untuk menganalisa data, peneliti membandingkan beberapa metode dari teori Second Language Acquisition menggunakan teori Yule, (2010) dan Bilingualism menggunakan teori Hamers (1983) dengan metode yang digunakan oleh guru-guru dan murid-murid kelas 3. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kesebelas murid kelas tiga memiliki lebih dati satu bahasa. Dan mereka memiliki metode yang berbeda-beda untuk mempelajari bahasa kedua mereka. Para guru juga menunjukan bahwa beberapa metode yang mereka gunakan dapat membantu mengambangkan bahasa kedua para murid mereka. Mereka telah membuktikan bahwa dengan mengembangkan bahasa kedua juga dapat mengembangkan kemampuan bilingual mereka. Berdasarkan analisa, para guru dan murid meyakini bahwa, kebiasaan, faktor internal (kecerdasan, kecepatan belajar, cara belajar, dan motivasi) dan faktor eksternal seperti lingkungan dapat membantu mereka untuk belajar bahasa kedua dan mengembangkan kemampuan bilingual mereka. Penelitian ini menyimpulkan bahwa mempelajari bahasa hanya disekolah saja tidak menjamin seseorang dapat menguasai bahasa tersebut. Untuk menguasainya seseorang harus memotivasi dirinya sendiri untuk menggunakan bahasa itu sendiri sesering mungkin dan mengulangnya berkali-kali. Peneliti merekomendasikan kepada peneliti berikutnya untuk menganalisa level lain seperti murid kelas sekolah dasar yang lain atau level murid sekolah menengah pertama atau sekolah menengah atas.