Pengaruh Penggunaan Ampas Putak (Corypha Gebanga) Dalam Pakan Terhadap Bobot Badan Akhir, Indeks Produksi Dan Persentase Deposisi Daging Dada Ayam Pedaging

Main Author: Hartanti, Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/10168/
Daftar Isi:
  • Ampas putak memiliki potensi sangat besar sebagai pakan unggas karena masih menggandung pati dan sumber nutrisi lainnya yang berguna bagi ternak unggas apabila diolah dengan benar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan ampas putak tanpa fermentasi dan ampas putak terfermentasi serta level penggunaan yang berbeda dalam pakan terhadap bobot badan akhir, indeks produksi dan persentase deposisi daging dada ayam pedaging. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi ilmiah dan acuan penggunaan ampas putak tanpa fermentasi dan putak terfermentasi bagi semua pihak dalam pembuatan pakan lengkap ayam pedaging. Materi yang digunakan adalah 180 ekor ayam pedaging umur satu hari strain Lohman jantan serta ampas putak (tanpa fermentasi dan terfermentasi). Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Pola Tersarang dengan 2 faktor yang tidak saling berinteraksi. Faktor pertama yaitu jenis (P0=ampas putak tanpa fermentasi dan P1=ampas putak terfermentasi). Faktor kedua yaitu level (L0=0, L1=5, L2=10, L3=15 dan L4=20 %). Variabel yang diamati adalah bobot badan akhir, indeks produksi dan persentase deposisi viii daging dada, apabila terdapat perbedaan antar perlakuan diuji dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan ampas putak tanpa fermentasi dan dengan fermentasi menunjukkan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap indeks produksi dan persentase deposisi daging dada ayam pedaging serta pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot badan akhir. Level penggunaan jenis ampas putak memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap bobot badan akhir dan persentase deposisi daging dada serta berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap indeks produksi. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan ampas putak terfermentasi menghasilkan bobot badan akhir, indeks produksi dan persentase deposisi daging dada yang lebih baik dibandingkan ampas putak tanpa fermentasi. Namun, ampas putak tanpa fermentasi dan terfermentasi hanya bisa digunakan dalam jumlah terbatas karena kualitas nutrisinya yang rendah. Penggunaan level tersarang pada jenis ampas putak tanpa fermentasi dan terfermentasi mampu meningkatkan bobot badan akhir dan persentase deposisi daging dada, namun tidak mampu meningkatkan indeks produksi ayam pedaging secara signifikan. Level tersarang penggunaan ampas putak tanpa fermentasi terbaik adalah 5%, sedangkan level tersarang penggunaan ampas putak terfermentasi terbaik adalah 10%.