Penyimpangan Seksual dalam Anime Hourou Musuko Karya Takako Shimura

Main Author: Ramadhani, AnindyaSyafina
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/101646/1/ANINDYA_SYAFINA_RAMADHANI_0911120008.pdf
http://repository.ub.ac.id/101646/
Daftar Isi:
  • Sebuah karya sastra merupakan kisahan yang senantiasa bergumul dengan para tokoh fiksional yang diciptakan oleh si pengarang. Agar cerita lebih menarik, si pengarang kerap kali menampilkan perilaku para tokoh dengan kepribadian yang tidak lazim, aneh, atau abnormal, sehingga menimbulkan berbagai perasaan bagi para pembaca. Terkait dengan transeksualitas, terdapat tokoh utama pada anime yang berjudul Hourou Musuko berperilaku transeksual, yakni Shuichi Nitori dan Yoshino Takatsuki. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditentukan permasalahan pokok yang akan diteliti, yaitu: (1) bagaimana tokoh utama dalam anime Hourou Musuko berperilaku transeksual; dan (2) bagaimana akibat perilaku transeksual yang dilakukan oleh tokoh utama dalam anime Hourou Musuko. Untuk menganalisis dalam skripsi ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan psikologi sastra, yakni dengan memahami makna-makna dan pesan yang terkandung di balik tindakan-tindakan dan perkataan serta tingkah laku tokoh utama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tokoh utama dalam anime Hourou Musuko yakni Suichi Nitori dan Yoshino Takatsuki adalah transeksualis. Suichi Nitori adalah seorang anak lelaki yang ingin menjadi seorang perempuan, sedangkan Yoshino Takatsuki adalah seorang anak perempuan yang ingin menjadi seorang laki-laki. Meskipun sebagai seorang anak laki-laki, Nitori Shuichi senang memakai pakaian anak perempuan, sedangkan Yoshino Takatsuki juga merupakan gadis perempuan yang suka memakai pakain laki-laki, bahkan enggan memaki bra. Akibat perilaku transeksual yang dilakukan oleh tokoh utama dalam anime Hourou Musuko yakni timbulnya konflik antar tokoh utama dan tokoh lainnya yang dihadapi dalam interaksi sosialnya, baik konflik dengan orang keluarga, orang lain, lingkungan, maupun konflik dengan dirinya sendiri. Penulis menyarankan agar pembaca diharapkan tidak hanya mengetahui isi sebuah karya sastra, namun juga mengetahui makna dan pesan serta nilai-nilai moral yang terkandung sehingga dapat menyaring atau menyeleksi nilai-nilai moral mana yang benar dan tidak benar, dan diharapkan di masa selanjutnya ada penelitian lain yang dapat lebih menyempurnakan, baik dengan tinjauan yang psikologi sastra atau dengan tinjauan lain yang dapat mengungkapkan konflik-konflik yang terdapat dalam anime Hourou Musuko ini.