Daya Hambat Jus Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi L.) Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli. Penyebab Mastitis Pada Sapi Perah

Main Author: Sitanggang, Leonardo
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/10164/
Daftar Isi:
  • Penelitian dilakukan mulai 27 Oktober 2017 sampai dengan 27 Maret 2018 Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui daya hambat jus Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Eschercia coli penyebab mastitis pada sapi perah. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai penambah inventarisasi tanaman herbal untuk larutan teat dipping, informasi teat dipping bagi peternak sapi perah dan dapat meningkatkan kegunaan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) serta sebagai zat alternatif alami pengganti zat antimikroba kimia. Materi penelitian adalah jus Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang diperoleh dari Pasar Besar Kota Malang Jawa Timur, bakteri Staphylococcus aureus dan Eschercia coli dari stock biakan Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, serta larutan iodip dari Apotek Medicare Malang. Metode yang digunakan adalah percobaan (experimental) di Laboratorium kemudian dilanjutkan dengan analisis statistik dengan menggunakan perhitungan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang digunakan ialah konsentrasi jus Belimbing Wuluh 40%, 50%, 60% dan 70%, serta sebagai pembanding menggunakan larutan iodip. Variabel yang di ukur pada penelitian ini adalah adanya pembentukan zona hambat pada bakteri di setiap perlakuan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam dan apabila terdapat perbedaan sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji Jarak Nyata Duncan (JND). Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan konsentrasi 40%; 50%; 60% dan 70% dapat menjadi antibakteri serta memiliki kemampuan untuk menghambat Staphylococcus aureus dan Eschercia coli. Jus Belimbing Wuluh dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Eschercia coli berbeda sangat nyata (P<0,01). Rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan untuk Staphylococcus aureus dengan perlakuan P0 (iodip); P1 (40%); P2(50%); P3 (60%) dan P4 (70%) secara berurutan adalah 20,22 mm; 5,4 mm; 7,08 mm; 6,9 mm dan 8,4 mm sedangkan rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan untuk Eschercia coli dengan perlakuan yang sama yaitu P0 (iodip); P1 (40%); P2 (50%); P3 (60%) dan P4 (70%) secara berurutan adalah 24,613 mm; 6,6 mm; 7,57 mm; 8,1 mm dan 10,1 mm. Perlakuan v memberikan daya hambat terbaik untuk bakteri Staphylococcus aureus pada konsentrasi 70%(P4) begitu pula pada bakteri Eschercia coli konsentrasi yang terbaik yaitu 70%(P4). Konsentrasi Jus Belimbing Wuluh yang meningkat akan mempengaruhi nilai zona hambat yang terbentuk. Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah Jus Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dapat digunakan sebagai antiseptik alami serta memiliki kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Eschercia coli. Saran yang dapat diberikan yaitu perlu penelitian lebih lanjut mengenai jus Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Eschercia coli dengan menggunakan konsentrasi larutan diatas 70% untuk mengetahui konsentrasi yang tepat dalam menghambat bakteri penyebab mastitis, serta melakukan penerapan secara langsung terhadap sapi perah untuk mencegah mastitis.