Pengaruh Pemanfaatan Limbah Genteng Dan Batu Marmer Sebagai Adsorben Biogas Ternak Terhadap Persentase Kadar Gas Metan

Main Author: Sari, Dewi Mulia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/10156/
Daftar Isi:
  • Peternakan menjadi salah satu sektor penyumbang limbah sebagai penyebab pemanasan global. Selama ini pengolahan limbah peternakan yaitu dengan memanfaatkannya menjadi pupuk dan biogas. Biogas merupakan sumber renewal energy yang mampu menyumbangkan andil untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar. Keberadaan unsur-unsur gas pada biogas dapat mempengaruhi kualitas biogas. Kemurnian metana (CH4) dari produk biogas menjadi penting karena mempengaruhi nilai kalor yang dihasilkan. Keberadaan gasgas selain CH4 dalam biogas sangat tidak diinginkan seperti CO2 dan H2S. Pada aplikasinya pemurnian biogas menggunakan adsorben menjadi salah satu cara untuk mendapatkan biogas yang mampu menghasilkan kadar gas metan yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah genteng dan limbah batu marmer sebagai adsorben biogas ternak terhadap persentase kadar gas metan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh limbah genteng dan limbah batu marmer sebagai adsorben biogas ternak terhadap persentase kadar gas metan dan adsoben terbaik dari limbah genteng dan limbah batu marmer terhadap persentase gas metan. Hasil penelitian ini viii diharapkan dapat diperoleh adsorben terbaik untuk pemurnian biogas yang mampu meningkatkan kadar gas metan. Materi penelitian yang digunakan adalah biogas ternak sapi perah yang diambil dari peternak di Desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, limbah genteng yang didapat dari Desa Baruharjo Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek, dan limbah batu marmer yang didapat dari Desa Gamping Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung. Metode penelitian adalah percobaan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari empat perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini yaitu P0: kontrol, P1: 100% serbuk genteng, P2: 100% serbuk marmer, dan P3: 50% limbah genteng + 50% limbah marmer. Data dianalisis menggunakan ANOVA (Analysis of variance), apabila terdapat perbedaan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Hasil analisis ragam terhadap rata-rata peningkatan luas area gas metan menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01) yaitu P0 (199459,33 ± 87458,63 mm2), P1 (271110,50 ± 72982,37 mm2), P2 (316482,67 ± 70433,92 mm2), dan P3 (564519,17 ± 35498,88 mm2). Hasil analisis ragam terhadap rata-rata penurunan konsentrasi gas CO2 menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01) yaitu P0 (61,05 ± 5,02 %), P1 (54,83 ± 13,09 %), P2 (56,75 ± 7,40 %), dan P3 (40,09 ± 2,47 %). Hasil analisis ragam terhadap rata-rata peningkatan konsentrasi gas metan menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) yaitu P0 (36,79 ± 4,78 %), P1 (40,42 ± 11,73 %), P2 (39,10 ± 6,66 %), dan P3 (50,78 ± 3,90 %). Hasil analisis ragam terhadap penurunan tekanan gas pada biogas menunjukkan perbedaan sangat nyata (P<0,01) yaitu P0 (537,00 ± 55,50 Pa), P1 (327,60 ± 52,32 Pa), P2 (361,37 ± 52,32 Pa), dan P3 (226,28 ± 52,32 Pa). Penggunaan limbah genteng dan batu marmer sebagai adsorben biogas ternak berpengaruh terhadap peningkatan luas area gas metan, penurunan konsentrasi gas CO2, peningkatan ix konsentrasi gas metan dan penurunan tekanan gas pada biogas. Persentase kadar gas metan terbaik dihasilkan pada perlakan P3 (50% serbuk genteng + 50% serbuk marmer) yaitu peningkatan kadar gas metan mencapai 50,78% dengan penurunan kadar gas CO2 mencapai 40,09%. Disarankan untuk dilakukan pengujian bahan limbah genteng dan batu marmer terhadap kandungan gas yang terserap dari lingkungan sekitar sebelum digunakan sebagai adsorben biogas, serta perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan penambahan panjang dan volume tabung adsorben terhadap peningkatan persentase kadar gas metan.