Gender Representation Analysis In Junior High School English Coursebooks Grade Viii

Main Author: Virgia, GigihKharisma
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/101471/
Daftar Isi:
  • Ketidaksetaraan jender telah isu internasional dalam semua bidang, termasuk pendidikan. Mengevaluasi materi pembelajaran dan kurikulum diperlukan untuk menciptakan lingkungan responsif jender bagi para siswa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa buku ajar bahasa Inggris untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) mengandung ketidaksetaraan jender. Oleh karena itu, tujuan penelitian kali ini adalah menemukan bias jender yang terdapat pada buku ajar SMP. Beberapa aspek seperti visibilitas, peran dan aktifitas, discourse roles, dan pekerjaan telah diteliti untuk memenuhi tujuan dari penelitian ini. Penelitian ini menggunakan dua buku dari penerbit pemerintah dan penerbit swasta yang akan diteliti dengan aspek yang sama. Teori yang digunakan adalah teori yang diajukan oleh Stockdale (2006) dan Porreca (1984) dan teori dari beberapa peneliti lainnya untuk menguatkan penelitian ini. Peneliti menggunakan metode konten analisis dalam penelitian ini dan memilih buku yang menerapkan Kurikulum 2013 untuk pembelajaran bahasa Inggris yang diterapkan di Indonesia. Peneliti menggunakan buku When English Rings the Bell for Grade 8 yang diterbitkan oleh pemerintah dan Bright, an English Coursebook for Grade VIII yang diterbitkan oleh swasta dalam mencari representasi jender dalam buku ajar tersebut. Hasil dari penelitian ini menunukkan bahwa When English Rings the Bell mengandung kesetaraan pada visibilitas, discourse roles, dan pekerjaan. Buku ini menunjukkan aktifitas yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, seperti aktifitas dalam kelas dan pekerjaan rumah. Sementara Bright menunjukkan keseimbangan pada aspek discourse roles. Bright mengedepankan peran wanita daripada pria, hal ini menimbulkan ketidaksetaraan dalam berbagai aspek. Peneliti memiliki beberapa saran berdasarkan penelitian ini. Pertama, guru bahasa Inggris sehendaknya peka proporsi jender pada buku yang digunakan. Kedua, penulis buku ajar hendaknya lebih detil dalam konten jender pada buku yang ditulis. Ketiga, pemerintah dapat melakukan sorting and selection untuk buku yang dipasarkan. Keempat, peneliti selanjutnya dapat menganalisis representasi jender pada buku ajar, terutama pelajaran bahasa Inggris.