The Kinship Terms Of Traditional And Modern Societies In East Lombok, West Nusa Tenggara
Main Author: | Rahmatullah, Ratih |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/101337/ |
Daftar Isi:
- Kinship (pertalian keluarga) adalah hubungan yang terjadi karena ikatan darah dan pernikahan. Istilah kinship digunakan untuk mengekspresikan hubungan tersebut. Pada studi ini, penulis mengidentifikasi istilah kinship yang digunakan oleh masyarakat tradisional dan modern Sasak di Lombok Timur. Terdapat dua rumusan masalah: (1) Apa sajakah istilah kinship Sasak yang digunakan oleh masyarakat tradisional di Limbungan dan masyarakat modern di kecamatan Selong; (2) Apa sajakah perbedaan yang ditemukan dalam istilah kinship Sasak antara msyarakat Limbungan dan masyarakat modern Sasak di kecamatan Selong dalam hal leksikal dan komponensial analisis. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan melibatkan 40 partisipan. 10 partisipan berasal dari Limbungan dan 30 partisipan berasal dari Selong. 30 partisipan asal Selong dibagi menjadi 3 kelompok yaitu, kelompok pelajar, kelompok pekerja modern, dan kelompok organisasi sosial dan politik. Jumlah partisipan tidak sama dikarenakan oleh jumlah populasi yang berbeda di kedua masyarakat. Seluruh partisipan diharuskan untuk menjawab kuesioner. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan teori komponensial analisis dari Kreidler (1998) untuk mengetahui makna dari setiap istilah kinship. Studi ini memperlihatkan bahwa istilah kinship Sasak seperti Amaq, Inaq, dan Amaq Kaka masih digunakan oleh masyarakat tradisional walaupun ada beberapa istilah yang diadaptasi dari Bahasa Indonesia seperti Kakak, Adiq, dan Ipar. Sementara itu pada masyarakat modern, istilah kinship dari bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia juga digunakan. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya istilah Mamak, Bapak, Pak De, dan Bu De yang digunakan oleh masyarakat modern. Perbedaan leksikal dapat dijumpai pada istilah yang digunakan untuk adik orang tua dan juga keponakan. Dalam hal komponensial analisis, fitur semantik [male] dan [female] banyak dijumpai di masyarakat modern karena mereka cendrung menentukan perbedaan jenis kelamin pada istilah yang mereka gunakan. Untuk peneliti selanjutnya, studi yang sama dapat dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Dengan pendekatan deskriptif kualitatif, peneliti selanjutnya dapat mengetahui persentase penduduk yang masih menggunakan istilah kinship Sasak dan pada saat yang bersamaan dapat menjelaskan fenomena secara keseluruhan. Studi kinship di bahasa daerah lain dengan menggunakan teori berbeda juga dapat dilakukan.