Daftar Isi:
  • Adanya keberagaman bahasa menyebabkan terhambatnya pertukaran informasi. Penerjemahan pun muncul sebagai solusinya, namun ini bukanlah hal yang mudah. Bagi penerjemah, kemampuan linguistik dan pengetahuan akan suatu kebudayaan bukanlah jaminan tidak adanya masalah dalam penerjemahan. Metafora adalah salah satu masalah dalam penerjemahan dikarenakan metafora biasanya dipengaruhi oleh kebudayaan. Oleh sebab itu,seorang penerjemah harus berhati-hati dalam menerjemahkan metafora. Penelitian ini menganalisa penerjemahan metafora pada novel berjudul Fallen. Terdapat dua rumusan masalah dalam penelitian ini, yakni: (1) prosedur apakah yang diaplikasikan untuk menerjemahkan metafora; (2) alasan apakah yang mungkin mendasari pemilihan prosedur tertentu saat menerjemahkan metafora pada novel Fallen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisa dokumen karena berfokus pada analisa dan identifikasi prosedur saat menerjemahkan metafora. Sumber data penelitian ini adalah novel berjudul Fallen, baik versi berbahasa Inggris maupun versi berbahasa Indonesia. Data penelitian kemudian dianalisa menggunakan teori dari Newmark (1998) mengenai penerjemahan metafora. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari tujuh prosedur, ada lima prosedur yang digunakan, yakni mereproduksi image yang sama pada Bsa (20 data), mengganti image Bsu ke image standar Bsa (6 data), menerjemahkan metafora menjadi simile (11 data), merubah metafora menjadi sense (13 data), dan menghapus metafora (2 data). Terdapat berbagai kemungkinan alasan yang mendasari pemilihan prosedur tertentu yaitu karena image Bsu adalah universal image, makna image Bsu terlalu luas, image Bsu membingungkan, image Bsu terlalu kasar, dan karena image Bsu merupakan istilah agamawi. Penulis menyarankan peneliti selanjutnya untuk menggunakan jenis teks yang berbeda atau teori lainnya, bisa juga menganalisa penerjemahan metafora dari segi keterpadanan, keakuratan, dan kelayakan.