Environmental Degradation As The Impact Of Capitalist Interest And The Lack Of Public Awareness In Spongebob's Last Stand Movie

Main Author: Kurniawan, Arif
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/101239/1/Skripsi_Full_by_Arif_Kurniawan.pdf
http://repository.ub.ac.id/101239/
Daftar Isi:
  • Akhir-akhir ini, masalah lingkungan adalah masalah yang sangat serius yang mengancam kehidupan manusia di dunia ini. Masalah lingkungan menyebabkan ketidakseimbangan antara manusia dan alam. Salah satu masalah lingkungan adalah kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kepentingan kapitalis dan kurangnya kesadaran masyarakat. Masalah tersebut tercermin dalam film SpongeBob’s Last Stand sebagai refleksi dalam kehidupan sekarang. Ada dua maalah yang coba diselesaikan dalam penelitian ini: (1) bagaimana kepentingan kapitalis yang membuat kerusakan lingkungan dan apa dampak dari kerusakan tersebut terhadap lingkungan, (2) sejauh mana kesadaran masyarakat dalam film tersebut terhadap lingkungan . Penelitian ini menggunakan ecocritisisme sebagai teori utama untuk menganalisis film tersebut. Penelitian ini juga menggunakan konsep kapitalisme dan kajian film. Hasil penelitian ini menemukan bahwa kerusakan lingkungan menyebabkan banyak dampak terhadap seluruh kota. Dalam film ini, Plankton sebagai kapitalis membangun jalan tol diatas Jellyfish Field sebagai tempat terhijau di Bikini Bottom. Semua orang menyetujuinya tanpa menyadari dampak yang akan terjadi. SpongeBob yang tidak setuju dengan pembangunan jalan tol tersebut berjuang untuk menghentikannya tetapi sia-sia. Ubur-ubur sebagai penghuni utama Jellyfish Field membuat balas dendam ke seluruh kota karena habitat mereka dihancurkan oleh pembangunan jalan tol. Sebuah kekacauan besar terjadi di kota dan semua orang mendapat dampak dari apa yang telah mereka lakukan. Penelitian tentang lingkungan sangat penting dan menarik. SpongeBob sebagai film animasi memiliki banyak cerita yang menceritakan tentang masalah lingkungan. Hal ini baik bagi peneliti selanjutnya untuk terus mempelajari lingkungan dari berbagai aspek agar menemukan solusi untuk masalah lingkungan.