The Regional Dialect Change Of Magetan Students In Universitas Brawijaya
Main Author: | Primaridha, Argayudha |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/101224/1/SKRIPSI_ARGAYUDHA_PRIMARIDHA_%28105110103111006%29.pdf http://repository.ub.ac.id/101224/ |
Daftar Isi:
- Bahasa sangat penting bagi manusia untuk menyampaikan pesan dan berkomunikasi dalam masyarakat. Ada ratusan bahasa di dunia ini, salah satunya adalah bahasa Jawa. Bahasa Jawa adalah bahasa dengan sekitar 75,5 juta pengguna diseluruh dunia. Pengguna Bahasa Jawa tersebar melingkupi Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Lampung, Riau dan termasuk beberapa Negara di dunia seperti Suriname, New Caledonia, Belanda dan pantai barat Johor. Karena besarnya pengguna bahasa Jawa, munculah banyak variasi bahasa yang biasa kita sebut dialek. Ada tiga dialek utama di bahasa Jawa, dialek Bahasa Jawa Standart, dialek bahasa Jawa Timuran, dialek Banyumasan. Studi ini mencoba untuk menjawab pokok permasalahan berikut. Pertama apa saja interferensi leksikal dari mahasiswa Magetan di Malang, dan kedua apa penyebab dari perubahan dialek oleh mahasiswa Magetan di Malang. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dari studi ini berupa ungkapan dari percakapan dengan subjek. Subjek dari studi ini adalam mahasiswa dari Magetan di Universitas Brawijaya. Terdapat total tiga partisipan dalam studi ini. Dalam menganalisa data, penulis menggunakan teori dari Weinreich (1979) yaitu interferensi leksikal dan faktor individu dari interferensi. Hasil dari studi ini menunjukan bahwa ada 6 interferensi kosakata dialek dari mahasiswa Magetan di Malang. Kosa kata tersebut adalah mari, awakmu, kon, ndek, yo opo dan arek. Faktor dari interferensi menunjukan bahwa setiap subjek memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menerima interferensi. Studi ini juga menunjukan bahwa kosakata yang terinterferensi tidak selalu digunakan oleh subjek. Sebagai kesimpulan, studi ini menunjukkan bahwa terdapat interferensi kosakata pada mahasiswa Magetan di Universitas Brawijaya dan tiap subjek memiliki tingkatan yang berbeda dalam interferensi. Akhirnya setelah menyelesaikan studi ini, penulis berharap akan ada lagi mahasiswa Fakultas IlmuBudaya yang menggunakan interferensi sebagai fokus studi.