The Controvery of Anne Boleyn Girl Character as Portrayed in The Other Boleyn Girl Movie

Main Author: Septiarisa, Amelia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/101169/1/ISI.pdf
http://repository.ub.ac.id/101169/2/cover_luar_dalam.pdf
http://repository.ub.ac.id/101169/3/COVER.pdf
http://repository.ub.ac.id/101169/
Daftar Isi:
  • Feminisme menceritakan tentang pergerakan perempuan. Para perempuan percaya bahwa mereka mempunyai nilai yang sama dengan para lelaki, mereka dapat melakukan hal yang sama seperti lelaki. Mereka membuktikan bahwa mereka bisa membuat hidup merka lebih balik sekalipun tidak mengikuti intruksi para lelaki. Beberapa perempuan juga menunjukkan bahwa mereka mampu mimpinya sekalipun orang di sekitar mereka mengatakan hal itu tidak mungkin. Fenomena tersebut ditunjukkan dalam film The Other Boleyn Girl yang menceritakan seorang perempuan biasa bernama Anne Boleyn yang mempunyai ambisi untuk menjadi ratu Inggris dan ia menempuh jalan yang kontroversi untuk meraih mimpinya. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mencari kontroversi dari Anne Boleyn di dalam film The Other Boleyn Girl. Penulis menlihat film The Other Boleyn Girl berulang kali kemudian menganalisis karakter perempuan yang hidup pada masa Henry Tudor, kemudian hasil dari analisis tersebut digunakan untuk mengungkap kontroversi Anne Boleyn. Disini penulis juga menngunakan mise-en-scene untuk memberikan ilustrasi lebih mengenai perjuangan perempuan yang terpotret pada karakter Anne Boleyn. Mise-en-scene membantu memberikan kesan yang lebih melalui setting, kostum, pencahayaan, atau ekspresi dari para actor dan aktris. Dari hasil analisis diketahui bahwa perjuangan perempuan muncul bahwa disebabkan karena rasa diremehkan maupun rasa lelah karena dikontrol orang lain, terutama lelaki. Tetapi, film The Other Boleyn Girl menunjukkan seorang bahwa perempuan tidak bisa memulai pergerakan atau menunjukkan bahwa ia bisa merubah nasibnya. Aksi perjuangan perempuan yang tergambar pada karakter Anne Boleyn di film tersebut menciptakan kontroversi pada saat itu. Aksi Anne Boleynkontroversial Anne Boleyn juga mematahkan anggapan bahwa perempuan adalah sosok yang lemah dan hanya menjadi pengikut para lelaki. Penulis menyarankan kepada penulis berikutnya yang ingin menganalisis film The Other Boleyn Girl untuk mencari hal menarik lainnya yang terdapat dalam film tersebut. Apabila penulis berikutnya tetap ingin menganalisis film tersebut menggunakan feminisme, mungkin penulis berikutnya bisa menggunakan feminisme yang fokus pada subordinasi atau patriarki. Apabila penulis berukitnya tidak ingin menggunaka feminisme untuk menganalisis film tersebut, penulis berikutnya bisa menggunakan pendekatan lain seperti pendekatan sejarah karena film ini diadaptasi dari sejarah Inggris.