The Use of Javanese Taboo Words in Movie Entitled Punk in Love
Main Author: | Shabrina, ZahraAprilliqaMulki |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/101118/1/SKRIPSI_ZAHRA_APRILLIQA_MULKI_SHABRINA_%28105110101111126%29.pdf http://repository.ub.ac.id/101118/ |
Daftar Isi:
- Di dalam masyarakat, orang-orang tahu bahwa menggunakan kata tabu itu dilarang, karena kata tabu dianggap vulgar, tetapi mereka masih menggunakannya di dalam berkomunikasi. Kebanyakan orang-orang menggunakan kata tabu ketika mereka sedang marah, tetapi di Jawa Timur khususnya di Surabaya dan Malang orang-orang dapat mengekspresikan kegembiraan mereka menggunakan kata-kata tabu. Mereka dapat menggunakan kata-kata tabu untuk persahabatan mereka sebagai simbol kekeluargaan. Penelitian ini berkaitan dengan kata-kata tabu dalam Bahasa Jawa di film yang berjudul Punk in Love. Penulis memilih topik ini karena semua pemeran di film tersebut menggunakan kata tabu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kata-kata tabu bahasa Jawa di film Punk in Love, untuk mengklasifikasikan jenis-jenis kata tabu bahasa Jawa di film Punk in Love dan untuk mengetahui tujuan penggunakan kata-kata tabu bahasa Jawa di film Punk in Love. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan analisis dokumen karena data yang diambil berasal dari naskah film Punk in Love. Data dari penelitian ini berupa ujaran yang berisi kata-kata tabu yang diucapkan oleh semua pemeran (pemeran utama dan pemeran pendukung) di film Punk in Love dan menggunakan teori Wardhaugh (2006) untuk menganalisis data. Penulis menemukan 82 kata tabu yang dianalisis di dalam penelitian ini yang terdiri dari 81 kata-kata tabu yang diucapkan oleh pemeran utama dan hanya 1 kata tabu yang diucapkan oleh pemeran pendukung. Pemeran utama tidak pernah menggunakan tipe yang berhubungan dengan simbol tangan kiri dan agama. Pemeran pendukung hanya menggukan 1 tipe seks dan mereka tidak menggunakan tipe kata-kata tabu lainnya. Penulis juga menemukan penggunaan kata tabu yang memiliki banyak tujuan. Semua pemeran di dalam film ini menggunakan kata tabu ketika mereka berbicara satu sama lain untuk mengungkapkan rasa frustasi mereka. Penulis menyarankan kepada penulis berikutnya membuat penelitian kata tabu menggunakan teori lain dan di dalam objek lain seperti di dalam komunikasi sehari-hari atau di kehidupan nyata seorang punk.