Speech Style Used by Najwa Sihab in Mata Najwa Television Show “Di Balik Diam Budiono” Episode

Main Author: Sari, SylviaRatna
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/101072/1/Speech_Style_Used_By_Najwa_Sihab_in_Mata_Najwa_TV_Talk_show_%27Di_Balik_Diam_Budiono%27_Episode.pdf
http://repository.ub.ac.id/101072/
Daftar Isi:
  • Ketika berkomunikasi, masing- masing orang dapat menggunakan gaya bahasa yang berbeda-beda. Dalam ilmu Sosiolinguistik perbedaan gaya bahasa dikenal sebagai gaya bahasa lisan. Studi ini meneliti tentang gaya bahasa lisan yang digunakan oleh Najwa Sihab dalam acara televisi Mata Najwa. Mata Najwa merupakan salah satu program acara gelar wicara di stasiun televisi Metro TV yang dipandu oleh seorang jurnalis profesional Najwa Sihab. Dalam studi ini, penulis mencoba untuk menemukan tipe gaya bahasa lisan yang digunakan oleh Najwa Sihab berdasarkan pilihan kata dan struktur kalimat. Selain itu, penulis juga mencoba menganalisa kemungkinan penyebab yang melatar belakangi penggunaan gaya bahasa tersebut. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori dari Keraf (2008), dan didukung dengan teori dari Kridalaksana (1992), Holmes (2001), dan Rais (2012) Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif karena penulis menganalisa transkripsi dari ucapan-ucapan Najwa Sihab. Data dalam penelitian ini adalah ucapan- ucapan Najwa Sihab yang berupa kalimat deklaratif dan mengandung unsur gaya bahasa dalam episode Di Balik Diam Budiono. Berdasarkan diksi, penulis menemukan bahwa Najwa Sihab lebih sering menggunakan gaya informal daripada gaya bahasa lisan formal. Artinya Najwa mencoba untuk berbicara lebih santai supaya bintang tamu dapat lebih nyaman ketika diwawancarai. Sedangkan dilihat dari segi struktur kalimat, penulis tidak dapat menemukan gaya bahasa lisan paralelisme dalam ucapan Najwa, dan gaya bahasa lisan yang paling sering digunakan adalah repetisi. Repetisi digunakan untuk memberi penekanan pada poin tertentu serta digunakan untuk menegaskan suatu hal agar lebih jelas. Dari semua gaya bahasa lisan yang ditemukan, penulis menafsirkan kemungkinan alasan dari tiap-tiap pemilihan gaya bahasa lisan dan menemukan bahwa alasan pemilihan gaya bahasa berdasarkan diksi banyak dipengaruhi oleh faktor pemilihan gaya bahasa lisan yang dituliskan oleh Holmes (2001), sedangkan pemilihan gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat lebih dipengaruhi oleh fungsi dari gaya bahasa lisan itu sendiri. Terakhir, penulis berharap agar penelitian ini bisa menambah wawasan bagi mahasiswa program studi Sastra Inggris sebagai referensi untuk studi selanjutnya yang menyangkut gaya bahasa lisan. Selain itu penulis berharap akan ada penelitian lain mengenai gaya bahasa lisan dengan objek maupun teori yang berbeda.