Morphological Markers Of Verb Modality In Javanese Surabaya Dialect
Main Author: | Zulferdi, LazuarAzmi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/101009/1/THESIS_-_LAZUAR_AZMI_ZULFERDI_-_105110101111097.pdf http://repository.ub.ac.id/101009/ |
Daftar Isi:
- Dialek adalah variasi bahasa yang memiliki pola fonologi, morfologi, sintaksis, dan kosa kata unik. Dialek diucapkan dan digunakan oleh suatu masyarakat bahasa tertentu. Salah satu dialek di Indonesia adalah Bahasa Jawa Dialek Surabaya (BJDS). Keunikan BJDS dapat dilihat dari segi morfologi dan kata kerja modalitasnya. Dengan demikian, studi ini dilakukan untuk menggambarkan karakteristik penanda morfologi dan penggunaan kata kerja modalitas di BJDS. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dari penelitian ini adalah kata kerja yang berisi penanda morfologi yang mencirikan karakteristik bahasa Jawa dialek Surabaya. Dalam pengumpulan data, digunakan Teknik Pancing (Stimulating Technique) dan wawancara terstruktur. Dalam analisis data, data dimasukkan ke dalam tabel sesuai dengan penanda morfologi yang teridentifikasi dari kata kerja BJDS. Penjelasan lebih lanjut sesuai dengan teori penanda morfologis dan kata kerja modalitas menjadi bagian dari analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada 72 kata kerja turunan dalam bahasa Jawa dialek Surabaya yang diambil dari 12 kata dasar bahasa Jawa standar. Sebagian besar kata kerja turunan memiliki karakteristik yang mirip dengan penanda morfologi dalam bahasa Jawa standar. Namun, ada dua penanda morfologi yang tidak masuk kategori di bahasa Jawa standar. Mereka mengungkapkan keunikan penanda morfologi dalam BJDS. Selain itu, tiga jenis kata kerja modalitas yang terjadi paling sering dalam komunikasi sehari-hari penutur asli dari BJDS ditemukan. Ketiga jenis kata kerja modalitas tersebut adalah indikatif, imperatif, dan subjungtif optatif. Kesimpulan dari studi ini, karakteristik bahasa Jawa dialek Surabaya memiliki banyak kesamaan dan perbedaan yang kecil dengan penanda morfologi dalam bahasa Jawa standar. Hal ini ditunjukan dari keunikan dalam penanda morfologi yang digunakan dalam beberapa kata. Untuk penelitian lebih lanjut pada bidang dialek, penulis menyarankan kepada penulis selanjutnya yang tertarik dalam bahasa Jawa dialek Surabaya untuk menganalisisnya dari segi fonologi dan sintaksis.