The Struggle of Max to Reach Equality for Low Class People in Elysium Movie
Main Author: | Saputra, ErandhiHutomo |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/100999/1/THESIS_ERANDHI_HUTOMO_SAPUTRA_105110100111067.pdf http://repository.ub.ac.id/100999/ |
Daftar Isi:
- Banyaknya perbedaan terutama masalah kesejahteraan sosial, terciptalah perbedaan terhadap kelas-kelas sosial. Marxist membagi orang menjadi dua kelas, kelas borjuis dan kelas pekerja. Perbedaan kelas mengakibatkan adanya konflik antara kelas borjuis dan kelas pekerja karena ketidaksetaraan hidup. Oleh karena itu, kelas pekerja melakukan aksi perjuangan melawan kelas borjuis untuk mendapatkan kesetaraan hidup. Film yang menggambarkan aksi perjuangan oleh kelas pekerja untuk meraih kesetaraan adalah Elysium. Pertanyaan timbul tentang bagaimana salah satu orang kelas bawah, Max, berjuang dalam meraih kesetaraan untuk kaum kelas bawah? Studi ini bertujuan untuk menambah kepustakaan dalam studi Marxist yang fokus terhadap perjuangan kaum kelas bawah untuk meraih kesetaraan. Untuk melakukan analisis, penulis menggunakan Marxism sebagai pendekatan dan dibantu oleh teori perlawanan dan pemberontakan, teori kesetaraan, dan studi film. Akhirnya, penulis menemukan bahwa dalam film Elysium ada banyak ketidaksamaan hidup yang didapat oleh kaum kelas bawah. Karena ketidaksamaan itulah, orang-orang dibagi menjadi dua kelas dan dipisahkan berdasarkan planet yang mereka tinggali. Perbedaan planet dan perbedaan perlakuan terhadap kaum kelas bawah menciptakan konflik antar kelas. Max sebagai kelas pekerja juga mempunyai koflik dengan atasannya dan dia memutuskan untuk melakukan aksi-aksi perjuangan melalui perlawanan dan pemberontakan dengan bersatu dan berkonstitusi sebagai satu kesatuan dengan kelas pekerja yang lain. Setelah aksi-aksi perjuangan melalui penolakan dan pemberontakan, dia akhirnya mendapatkan kesamaan hak yang selama ini diimpikan oleh kaum kelas bawah dan mengurangi jarak antar kelas meskipun dia mengorbankan hidupnya sendiri. Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya yang tertarik menganalisis film Elysium sebagai objek penelitian dengan menggunakan teori Eco-Criticism karena adanya kerusakan lingkungan dan teori Ilmu Fiksi karena terdapat elemenelemen fiksi dalam film Elysium.