Pembentukan Nomina Dan Verba Majemuk Ditinjau Dari Segi Morfofonologi Dalam Novel Saga No Gabai Baachan Karya Shimada Yoshichi

Main Author: Yuswardi, Irfa`
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 1900
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/100903/1/SKRIPSI_Irfa%27_Yuswardi_0911120121_Sastra_Jepang.pdf
http://repository.ub.ac.id/100903/
Daftar Isi:
  • Bahasa yang digunakan oleh setiap negara memiliki keragaman tata bahasa sendiri. Pembentukan kata majemuk dalam bahasa Jepang sangat menarik jika dikaji lebih dalam. Terdapat perubahan fonem dalam pembentukan kata majemuk tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menelaah 2 rumusan masalah yaitu, (1) Apa unsur pembentuk nomina dan verba majemuk ditinjau dari segi morfofonologi dalam novel Saga no Gabai Baacha karya Shimada Yoshichi? (2) Bagaimanakah perubahan fonemis yang terjadi dalam pembentukan nomina dan verba majemuk? Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan berupa nomina dan verba majemuk yang terdapat pada novel berbahasa Jepang yang berjudul Saga no Gabai Baachan karya Shimada Yoshichi. Analisis yang dilakukan adalah dengan melakukan klasifikasi terhadap kosakata, tabulasi, serta analisa terhadap data. Hasil analisis terhadap data diperoleh kata majemuk sejumlah 30 kata yang terdiri dari 26 nomina majemuk dan 4 verba majemuk. Dari hasil analisis unsur pembentuk kata majemuk diperoleh 16 nomina majemuk terbentuk dari nomina dan nomina, 4 nomina majemuk terbentuk dari nomina dan verba, 1 nomina majemuk terbentuk dari verba dan verba, 2 nomina majemuk terbentuk dari verba dan nomina, 3 nomina majemuk terbentuk dari adjektif dan nomina, serta 1 verba majemuk terbentuk dari nomina dan verba, dan 3 verba majemuk terbentuk dari verba dan verba. Sedangkan hasil analisis morfofonologi diperoleh 3 proses fonemis, yaitu asimilasi dengan perubahan fonem /k/→/g/, /t/→/d/,/s/→/z/, disimilasi dengan perubahan fonem /h/→/b/, /f/→/b/ dan /h/→/p/, dan penyisipan fonem khusus /Q/. Penelitian serupa dapat dilakukan dengan meneliti afiksasi ataupun reduplikasi bahasa Jepang yang ditinjau dari segi proses morfofonologi. Selain itu dapat juga membandingkan proses morfofonologi yang terdapat dalam bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.