Aladeen’s Face-threatening Acts Reflected in The Dictator Movie’s Dialogue
Daftar Isi:
- Berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain untuk mendapatkan sesuatu seperti informasi adalah hal yang alami bagi setiap orang. Oleh karena itu, mereka ingin diterima atau disukai oleh masyarakat dalam berbagai cara yang salah satunya melalui komunikasi. Namun, terdapat beberapa percakapan yang tidak bisa diterima oleh beberapa orang dan studi mengenai aksi (tindakan) yang menyinggung muka dari pragmatik dibutuhkan untuk menganalisis percakapan tersebut. Peneliti melakukan sebuah studi dari aksi (tindakan) yang meyinggung muka dalam film ‘The Dictator’ (TD) yang terdapat dalam dialog karakter utama. Dalam mendeskripsikan konteks dalam adegan film, peneliti menggunakan teori Hymes (1974). Terdapat dua permasalahan yang dipecahkan, yaitu: (1) percakapan dari karakter utama yang mengandung aksi (tindakan) yang menyinggung muka dan (2) macam-macam aksi (tindakan) yang meyinggung muka yang digunakan oleh karakter utama dalam mengancam wajah negatif dan wajah positif. Dalam studi ini, peneliti mengaplikasikan metode kualitatif karena data yang digunakan berupa transkrip percakapan dari karakter utama yang mengandung aksi (tindakan) yang meyinggung muka dalam film TD. Peneliti juga mengaplikasikan metode deskriptif, sebuah metode penelitian yang menggunakan teknik pencarian, pengumpulan, pengklasifikasian, menganalisis data, menginterpresinya dan lalu membuat kesimpulan dalam melakukan sebuah analisis dari percakapan karakter utama dan adegan-adegan dari film TD. Studi ini mengungkapkan bahwa percakapan karakter utama mengandung aksi (tindakan) yang meyinggung muka dengan menggunakan muka positif dan strategi muka negatif. Berdasarkan analisis, percakapan karakter utama dapat menunjukkan beberapa aksi (tindakan) yang meyinggung muka sekaligus, baik dari muka positif dan muka negatif, untuk mengancam wajah para pendengar. Karakter utama tidak memenuhi keinginan atau perasaan si pendengar untuk mendapatkan keinginannya atau kebebasannya sendiri. Lalu, adegan-adegan film yang dipilih dijelaskan dengan menggunakan teori konteks.