Feminist Identity Of Merida Portrayed In Brave Movie
Main Author: | Ariyasni, YessiDita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/100853/1/yessi_dita_ariyasni-0811113163.pdf http://repository.ub.ac.id/100853/ |
Daftar Isi:
- Disney memproduksi karakter putri mengikuti perkembangan feminisme. Brave adalah sebuah film yang menunjukkan eksistensi perempuan untuk mendapatkan kebebasan dan memilih jalah hidup sendiri. Selain itu, eksistensi erat kaitannya dengan identitas. Sebuah eksistensi akan diterima ketika identitas diakui di masyarakat. Sebagai karakter utama dalam film ini, Merida menunjukkan nilai-nilai feminisme eksistensialis dan melalu tahapan pembentukan dari identitasnya. Penulis menggunakan Pembentukan Identitas Feminis milik Downing and Roush serta teori eksistensialis feminism Simone de Beauvoir dan unsur-unsur sinematografi untuk meneliti film ini. Teori feminisme eksistensialis adalah teori yang menekankan tentang kebebasan, hubungan interpersonal dan pengalaman hidup sebagai manusia. Penulis juga menggunakan unsur-unsur dari teknik sinematografi untuk menunjukkan bagian-bagian dari film Brave yang menampilkan nilai-nilai feminisme eksistensialis. Sedangkan teori pembentukkan identitas feminis adalah tahapan-tahapan yang dilewati oleh seorang perempuan untuk mendapatkan identitas feminisnya. Penulis melihat proses pembentukkan dari identitas Merida melalui lima tahapan dari Downing dan Roush yaitu Feminist Idenity Model. Kelima tahapan itu adalah Passive Acceptence, Revelation, Embeddedness-Emanation, Synthesis, and Active Commitment. Tahap Passive Acceptence di tunjukkan di awal cerita di mana Merida tidak sadar tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan dan dia tidak terlalu peduli dengan hal itu. Namun, setelah ia mengetahui bahwa aturan tradisinya mengharuskan ia menikah, Merida mulai melakukan penolakkan. Penolakkan inilah yang di sebut tahap Revelation. Kemudian Merida melalui tahap Embeddedness-Emanation di mana ia membangun hubungan dengan ibunya untuk menyamakan pikiran. Merida berhasil merubah pemikiran ibunya dan pendobrakan tradisi pun terjadi. Semua anak muda dapat memilih jalan hidupnya sendiri. Keputusan itu merupakan tahap dari Synthesis. Kemudian itu merubah masyarakat secara keseluruhan. Ini disebut sebagai tahap Active Commitment. Dan pada proses-proses itu terlihat Nilai-nilai Feminisme Eksistensialis ditunjukkan pada karakter Merida Merida digambarkan sebagai seorang putri yang ingin mendapatkan kebebasan untuk menjadi dirinya sendiri. Penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya menggunakan teori Psikoanalisis atau Semiotik untuk menganalisis film Brave. Psikoanalisis dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antara Merida dan. ibunya sedangkan semiotik untuk menganalisis penampilan Merida sebagai seorang putri.