Daftar Isi:
  • Kurangnya perhatian maupun kesadaran dari masyarakat atas keberadaan penyandang disabilitas menjadikan kelompok tersebut selalu terabaikan dalam setiap aspek kehidupan bermasyarakat. Keberadaan penyandang disabilitas selalu dipahami dengan identitas yang selalu dilekatkan kepada mereka melalui perbedaan fisik. Hal tersebut dapat memunculkan stereotip atas kemampuan yang mereka miliki hingga diskriminasi. Terlebih pada perempuan penyandang disabilitas yang memiliki double disktriminasi. Atas latar belakang itulah muncul gerakan penyandang disabilitas yaitu HWDI (Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia) yang menaungi para perempuan penyamdang disabilitas. Penelitian ini menjelaskan bentuk diskriminasi yang dialami oleh penyandang disabilitas di Kabupaten Sidoarjo serta proses gerakan sosial organisasi HWDI dalam memperjuangkan perempuan penyandang disabilitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus instrumental yang dapat digunakan untuk memahami suatu kasus secara mendalam serta membantu mendapatkan suatu pemahaman hal lain diluar kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori gerakan berorientasi identitas Hunt & Bneford untuk mengetahui proses gerakan sosial dalam memperjuangkan perempuan penyandang disabilitas. Hasil dari penelitian ini dapat jika diskriminasi yang dialami perempuan penyandang disabilitas di Kabupaten Sidoarjo Antara laim pada pekerjaan kurangnya akses untuk menjual hasil karya mereka. Kesehatan, kelompok tersebut kurang mendapatkan informasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi. Kekerasan terdapat kasus KDRT yang dialami oleh salah satu anggota. Serta ranah keluarga yang masih menyembunyikan anggota keluarganya terutama perempuan penyandang disabilitas agar tidak keluar ke ranah publik.. Penguatan identitas tersebut dapat dilihat dari tiga proses yaitu identitas kolektif yang membentuk rasa “kita” dalam mewujudkan tujuan bersama dan menciptakan rasa kebersamaan, membangun solidaritas atas kesadaran dan tujuan yang sama, serta komitmen yang dibentuk untuk mencari goals dan tujuan untuk kemajuan organisasi.