The Manifestation Of The Standard Of 19thcentury Ideal Woman In Britain Presented By Sara In Burnett's A Little Princess

Main Author: Kurniawati, DesiEka
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/100829/1/THESIS_DESI.pdf
http://repository.ub.ac.id/100829/
Daftar Isi:
  • Emansipasi wanita bukanlah isu yang baru untuk dibahas dan telah banyak diketahuai oleh banyak orang. Wanita sudah dianggap memiliki kebebasan untuk berekspresi maupun menentukan jalan hidupnya sendiri karena cara berfikir masyarakat yang lebih modern. Namun realita menunjukkan hal berbeda, bahwa wanita belum sepenuhnya merdeka dan masih terbelenggu oleh aturan masyarakat. Untuk menjadi wanita yang dianggap ideal oleh masyarakat, para wanita harus memenuhi standar tertentu. Walaupun telah dikatakan bahwa wanita telah mendapatkan kebebasannya, tetapi kepatuhan wanita akan aturan-aturan yang dibuat oleh masyarakat masih ada. Sebagai gambaran kondisi ini, penulis menggunakan sebuah novel berjudul A Little Princess karya Frances Hodgson Burnett sebagai bahan penelitian. Novel ini menceritakan tentang seorang gadis muda bernama Sara Crew yang berusaha untuk memenuhi aturan wanita ideal masyarakat Britania abad ke 19. Oleh sebab itu, dalam studi ini penulis akan menjawab rumusan masalah yaitu bagaimana Sara Crew sebagai tokoh utama dalam novel A Little Princess memenuhi aturan wanita ideal abad ke 19 di Britania. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan fenomena yang dipelajari dengan jelas dan sistematis. Studi deskripsi secara tesktual digunakan karena studi ini bertujuan untuk menganalisa korelasi antara usaha-usaha Sara Crew yang tertuang dalam novel dan aturan wanita ideal abad 19 yang ingin dicapainya. Hasil studi menunjukan bahwa usaha-usaha yang dilakukan oleh Sara sebagai tokoh utama dalam memenuhi aturan wanita ideal abad 19 telah membuat Sara menjadi seorang gadis yang ideal bagi masyarakat pada abad itu. Sara telah berhasil memenuhi aturan tersebut di segala kondisi. Aturan itu mengatur para wanita agar dapat menjadi sosok yang agamis, sabar, rendah diri, dan aktif. Penulis menyarankan kepada mahasiswa Sastra Inggris/ konsentrasi sastra yang nantinya akan menggunakan teori yang sama mengenai Feminisme agar mencari bahan penelitian yang berbeda, bukan hanya berbeda secara bentuk, namun juga tema.