Analisis Sistem Interaksi Sosial Otaku dalam Film “Densha Otoko” Karya Sutradara Shousuke Murakami

Main Author: Raharja, Endra
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/100726/1/skripsi_endra.pdf
http://repository.ub.ac.id/100726/
Daftar Isi:
  • Densha Otoko adalah film karya sutradara Shousuke Murakami yang menceritakan tentang seorang otaku yang hanya menghabiskan waktunya untuk bekerja, jalan-jalan di seputar Akihabara demi melihat dan mengoleksi tokoh anime-anime kesukaannya. Ketertarikan penulis terhadap film ini adalah film ini menampilkan interaksi sosial otaku . Adapun salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan pendekatan yang menitikberatkan pada penokohan dan sistem interaksi sosial atau lebih dikenal dengan sosiologi sastra. Teori yang penulis pergunakan dalam menganalisi film ini adalah teori sosiologi, komunikasi, otaku dan mise-en-scene . Hasil penelitian ini adalah kenyamanan yang dirasakan Densha Otoko dalam bersosialisi dengan dunia internet membuat kehidupan Densha Otoko menjadi orang yang suka menyendiri dan lebih cenderung memilih kehidupan maya. Pertemuan dengan Hermes membuat kehidupan Densha Otoko berubah dan mempunyai keinginan untuk menjalani kehidupan seperti manusia biasa. Keinginan Densha Otoko untuk menjalani kehidupan di dunia nyata terjadi karena berbagai faktor, antara lain faktor identifikasi, faktor simpati dan faktor sugesti, sedangkan dalam berinteraksi dengan manusia lain Densha Otoko melakukan suatu bentuk kerjasama, akomodasi dan asimilasi. Usaha Densha Otoko dalam berinteraksi dengan manusia lain melakukan suatu proses komunikasi sibernetika, disonansi kognitif dan suatu proses retorika. Proses perubahan yang dilakukan Densha Otoko tentunya tidak akan berjalan apabila tidak adanya faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya asimilasi antara lain, kontak dengan kebudayaan lain, sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan-keinginan untuk maju, toleransi, sistem terbuka lapisan masyarakat, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu, orientasi ke masa depan, serta keinginan kuat untuk memperbaiki hidupnya. Pada penelitian selanjutnya penulis menyarankan untuk mengangkat film ini dengan pendekatan yang lain dengan tujuan memperkaya apresiasi dalam karya sastra.