Pengaruh Sistem Interaksi Sosial Terhadap Perkembangan Karakter Tokoh Kuronuma Sawako dalam Film Kimi Ni Todoke Karya Sutradara Kumazawa Naoto
Daftar Isi:
- Sastra memiliki hubungan erat dengan masyarakat dalam menampilkan masalah sosial. Film sebagai salah satu bahan kajian karya sastra memiliki kemampuan sebagai alat ‘penyaji’ kehidupan dalam menampilkan masalah sosial yang terjadi di masyarakat. Hal ini tercermin dalam sebuah film, salah satunya adalah film Kimi Ni Todoke. Film ini bercerita tentang seorang gadis bernama Sawako Kuronuma yang menjadi korban ijime, tetapi justru selalu berusaha melakukan kebaikan untuk orang di sekitarnya setiap hari. Melalui interaksi sosial, penulis menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan karakter yang dialami tokoh. Untuk mengetahui perkembangan karakter tokoh tersebut, penulis menggunakan pendekatan sosiologi terfokus pada sistem interaksi sosial yang dilakukan oleh tokoh dengan lingkungan sekitarnya. Penulis juga menggunakan teori mise-en-scene sebagai teori pendukung dalam penelitian ini guna menganalisis film lebih dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh interaksi sosial dalam perkembangan karakter tokoh Sawako Kuronuma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mengalami proses interaksi sosial, karakter tokoh Sawako berkembang. Kehidupan terasing yang awalnya ia jalani, memudar dan menjadikannya lebih berani mengungkapkan apa yang ia pikirkan. Ia dapat berbaur dengan kelompok yang sebelumnya mengisolasinya dari pergaulan. Selain itu ia berhasil memiliki kelompok atau teman dekat yaitu Yano dan Yoshida. Berkat dukungan dari keluarga dan teman-temannya, Sawako juga berhasil mengungkapkan perasaannya kepada Kazehaya. Untuk berinteraksi dengan individu lain tokoh Sawako melakukan proses interaksi asosiatif dalam bentuk kerjasama, akomodasi dan asimilasi yang akhirnya mempengaruhi perkembangan karakter tokoh. Demikian pula dengan proses disosiatif, pertentangan atau pertikaian juga mempengaruhi perkembangan karakter tokoh di mana Sawako menjadi berani mengungkapkan apa yang dirasakannya. Penulis menyarankan pada penelitian berikutnya yang menggunakan film ini sebagai data penelitian, agar menggunakan pendekatan psikoanalisis ataupun alih wahana guna memperkaya apresiasi terhadap karya sastra.