A Psycholinguistics Study Of Speech Disorder Of Stuttered Character In The Movie Entitled The King’s Speech

Main Author: Aliyah, Rizqi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/100504/1/SKRIPSI.pdf
http://repository.ub.ac.id/100504/
Daftar Isi:
  • Komunikasi adalah media bagi manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Jika seseorang mengalami gangguan bicara, ia tidak akan dapat berkomunikasi dengan baik. Gangguan bicara adalah gangguan yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghasilkan pembicaraan yang normal. Salah satu gangguan bicara adalah gagap seperti yang tergambar dalam film The King’s Speech. Penulis memilih film The King’s Speech karena film tersebut menggambarkan fenomena gagap yang terjadi di kehidupan sosial. Berdasarkan alasan-alasan yang dinyatakan sebelumnya, penulis meneliti: (1) Pola gagap yang ditemukan dalam dialog dari karakter utama dalam film The King’s Speech, dan (2) Situasi ketika karakter utama dari film The King’s Speech berbicara gagap. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Data penelitian ini diambil dari dialog-dialog karakter utama (Bertie) dalam film The King’s Speech. Data yang ditemukan adalah 15 adegan film yang berisi ucapan-ucapan gagap yang diucapkan oleh Bertie sebagai karakter utama. Data yang ditemukan kemudian di analisis menggunakan teori dari Hulit (1996) dan The Cincinnati Children’s Hospital (2010) untuk menemukan dan mengidentifikasi pola gagap pada ucapan Bertie. Penemuan menunjukkan bahwa pola gagap yang dilakukan oleh Bertie adalah pengulangan, penutupan, keragu-raguan, penambahan schwa, dan revisi. Pengulangan adalah pola yang paling sering muncul dan meliputi pengulangan huruf pertama dalam sebuah kata, pengulangan keseluruhan kata, pengulangan sebuah kata tunggal, dan pengulangan suku kata dalam suatu kata. Kondisi yang mempengaruhi ujaran gagap Bertie dipengaruhi oleh tiga situasi yaitu kegelisahan, emosi, dan tekanan. Peneliti menyarankan bagi para peneliti selanjutnya yang tertarik untuk memilih gagap sebagai topik penelitian, mereka dapat menggunakan media lain selain film untuk mengungkapkan pola-pola dan situasi gagap yang lain. Peneliti selanjutnya dapat menggunakan teori-teori lain dari gagap untuk menambah perbedaan dan pandangan yang lebih mendalam dari fenomena-fenomena gagap.