Code Mixing Used by the Main Characters on Sang Pencerah Movie
Main Author: | Tontowiputra, Rizky Firmansyah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/100486/1/051202164.pdf http://repository.ub.ac.id/100486/ |
Daftar Isi:
- Saat ini, kebanyakan orang menjadi bilingual (menguasai dua bahasa) karena kebutuhan sosial mereka. Sebagai akibat dari adanya bilingualisme tersebut, orang cenderung mencampur bahasanya ke bahasa lain secara bergantian ketika mereka berkomunikasi dengan orang lain dalam komunitas mereka. Suatu strategi pada komunikasi bilingual, yaitu penggabung unsur dua bahasa dalam satuucapan yang sama, disebut dengan campur kode. Fenomena campur kode juga terjadi pada film Sang Pencerah, karya Hanung Bramantyo. Dalam film, para karakter utama melakukan campur kode ketika mereka berkomunikasi.Penulis ingin menganalisa percakapan yang terdapat campur kode didalamnya dan alasan kemungkinan campur kode di dalam penggunaan bahasa jawa yang dilakukan oleh karakter utama pada film Sang Pencerah.Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan analisa konten untuk menjawab rumusan masalah dengan baik. Untuk mengumpulkan data, peneliti menonton film nya,lalu menulis transkrip dari terjemahan pada film, lalu mengecek kembali dengan menonton film sekali lagi guna menjaga ke absahan data dan akhirnya peneliti menganalisa data berdasarkan pada rumusan masalah.Berdasarkan hasil akhir data yang telah di analisa, terdapat 19 percakapan dari 15 dialog yang menggunakan campur kode dari bahasa Indonesia-bahasa Jawa yang terdapat di dalam film Sang Pencerah. Terdapat tiga alasan karakter utama melakukan campur kode, yaitu mempertegas terhadap sesuatu, menyatakan kata seru dan pengulangan untuk klarifikasi.Dapat disimpulkan bahwa karakter utama pada film ini sering sekali menggunakan campur kode bahasa Indonesia-bahasa Jawa karena bahasa Jawa tidak dapat dipisahkan dari karakter utama. Hal ini memberikan pengaruh yang sangat besar karena mereka sudah terbiasa dengan bahasa Jawa di setiap pelajaran dan kegiatan keagamaan setiap harinya. Penulis berharap pada penulis berikutnya dapat menganalisa campur kode dari aspek yang berbeda, seperti dampak dari campur kode atau kejadian dari penggunaan campur kode.