Racial Prejudice and Discrimination against Jewish in America as Reflected in School Ties Movie

Main Author: Sabila, Nadia
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/100462/1/051201019.pdf
http://repository.ub.ac.id/100462/
Daftar Isi:
  • Prasangka dan diskriminasi rasial terhadap ras-ras tertentu sudah terjadi sejak dulu di dunia. Prasangka adalah suatu perasaan yang tidak berdasar pada pengalaman yang aktual dan berkaitan dengan diskriminasi, karena diskriminasi adalah wujud dari prasangka. Diskriminasi adalah suatu tindakan yang menyalahi konsep persamaan. Salah satu kasusnya adalah prasangka dan diskriminasi rasial terhadap kaum Yahudi karena Kaum Yahudi digolongkan sebagai ras yang menganut agama yang menyimpang dari ajaran Kristiani. Walaupun penolakan terhadap kaum Yahudi bermula dari Eropa, hal itu juga memiliki dampak terhadap kaum Yahudi di Amerika. Prasangka dan diskriminasi rasial yang dialami oleh kaum Yahudi di Amerika terefleksikan ke dalam sebuah film berjudul School Ties. Dalam film ini digambarkan seorang pemuda Yahudi Amerika yang mengalami prasangka dan diskriminasi rasial dari teman-temannya sendiri. Hal yang menarik dalam film ini adalah bagaimana suatu konflik muncul ketika masyarakat mengetahui bahwa ada seorang Yahudi di sekitar mereka. Stereotipe terhadap kaum Yahudi juga memiliki peran bagi seseorang untuk berprasangka. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana kaum Non-Yahudi dan Anti Semit mereflesikan prasangka rasial dan diskriminasi terhadap kaum Yahudi di Amerika. Sinematografi, khususnya miseen- scene juga dipakai untuk mendukung analisis penulis mengenai film ini. Penulis menggunakan pendekatan sosiologi mengenai prasangka dan diskriminasi rasial dalam menganalisis David Greene, tokoh pemuda Yahudi dalam film ini. Puncak konflik terjadi saat munculnya pro dan kontra. Sebagian besar teman-teman David termasuk dalam golongan kontra Yahudi akibanya David mendapat perlakuan yang tidak adil. Film ini cenderung lebih sering menggunakan pengambilan gambar medium (medium shot) untuk menunjukkan dengan jelas kepada penonton bagaimana emosi dan ekspresi tokoh dalam film. Kesimpulannya, prasangka dan diskriminasi rasial terhadap kaum Yahudi di Amerika, tidak dapat dihindari. Selain itu, perlakuan masyarakat Amerika terhadap Yahudi pun bermacammacam. Sebagian pihak menolak dan pihak yang lain dapat menerima kaum Yahudi di lingkungan mereka. Terakhir, penulis menyarankan kepada peneliti selanjutnya untuk mengkaji lebih lanjut film ini menggunakan teori psikoanalisis, dekonstruksi, atau pendekatan sastra bandingan.