Analisis Penggunaan Kansha Hyougen Dalam Serial Drama Saikou No Jinsei No Owarikata Episode 1-5 Karya Watanabe Chiho

Main Author: Rohmah, Vidiatur
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/100437/1/051204378.pdf
http://repository.ub.ac.id/100437/
Daftar Isi:
  • Dalam bahasa Jepang terdapat berbagai macam jenis ungkapan (hyougen), salah satunya adalah kansha hyougen. Kansha hyougen merupakan ungkapan yang digunakan untuk berterima kasih ketika menerima kebaikan dari orang lain. Salah satu jenis kansha hyougen yang paling sering digunakan adalah ungkapan arigatou gozaimasu. Adapun jenis kansha hyougen terbagi manjadi 2 yakni ungkapan baku (teikei hyougen) dan ungkapan tidak baku (teikei hyougen igai). Ungkapan baku adalah ungkapan-ungkapan yang telah ada dan sudah secara baku memang digunakan untuk berterima kasih. Sedangkan ungkapan tidak baku adalah tuturan yang pemakaiannya cenderung berhubungan fakta-fakta atau isi pembicaraan yang ada. Dalam penelitian ini penulis menjawab dua rumusan masalah yaitu (1) kansha hyougen apakah yang terdapat dalam serial drama Saikou no Jinsei no Owarikata episode 1-5 karya Watanabe Chiho (2) bagaimana penggunaan kansha hyougen dalam serial drama Saikou no Jinsei no Owarikata episode 1-5 karya Watanabe Chiho ditinjau dari konteks situasinya. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis adalah berupa kutipan dialog dari serial drama Saikou no Jinsei no Owarikata episode 1-5 yang di dalamnya mengandung kansha hyougen. Analisis yang dilakukan adalah dengan mengklasifikasikan data yang ditemukan, menganalisis penggunaan kansha hyougen sesuai konteksnya dan menarik kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam serial drama Saikou no Jinsei no Owarikata episode 1-5 ditemukan 3 jenis ungkapan baku dan hanya ditemukan 5 jenis ungkapan tidak baku. Pada penggunaan ungkapan baku perlu memperhatikan hubungan pembicara dan lawan bicara (jarak sosial) dan peristiwa yang melatarbelakangi seorang pembicara untuk mengucapkan terima kasih. Ketika menggunakan ungkapan baku juga bisa ditambahkan kata keterangan (fukushi) yang menunjukkan penekanan terhadap perasaan terima kasih pembicara seperti waza-waza, doumo, hontou ni dan makoto ni. Sedangkan untuk penggunaan ungkapan tidak baku perlu memperhatikan isi dari pembicaraan sehingga muncul suatu tuturan yang merupakan tindak ilokusi ekspresif yang berfungsi untuk berterima kasih. Penelitian serupa dapat difokuskan lebih dalam lagi pada ungkapan terima kasih tidak baku. Selain itu juga bisa menggunakan sumber data berupa angket dimana respondennya merupakan orang Jepang asli.