Feminismepadatokoh Sayuri Miyamoto Di Masa Perang Dunia Ii Dalam Novel Mawar Jepang Karya Rei Kimura

Main Author: Angelina, Paula
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/100435/1/051204378.pdf
http://repository.ub.ac.id/100435/
Daftar Isi:
  • Pada masa Perang Dunia II Pemerintah Jepang melakukan gerakan mobilisasi total pada seluruh masyarakat bekerja sama untuk mendukung kegiatan perang. Terutama kaum pemuda-pemudi. Akan tetapi oleh karena adanya ideology konfusianisme dan budaya patriarki, maka membatasi ruang lingkup perempuan untuk membantu peperangan. Novel berjudul “MawarJepang” mengangkat isu feminisme yang terjadi di Jepang pada masa Perang Dunia II. Untuk mendapat hasil yang tepat sesuai dengan focus kajian, penelitian ini menggunakan pendekatan feminisme. Pendekatan ini mengarahkan analisis dengan tahapan gambaran tokoh Sayuri, kesadaran nasionalisme yang dimilikinya dan diwujudkan melalui sikap yang mengidentifikasikan feminisme, serta proses perjuangan menjadi pilot kamikaze. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa perempuan dianggap lemah daripada laki-laki dan dipandang lebih pantas berada di wilayah domestic atau berada di barisan belakang sebagai pendukung perang saja. Namun Novel “Mawar Jepang” menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki hak dan kemampuan yang setara dengan laki-laki dalam berbagai bidang, terutama militer. Sayuri pun juga memiliki semangat nasionalisme yang biasanya hanya dimiliki oleh laki-laki. Sayuri melakukan penyamaran menjadi seorang laki-laki dan menunjukkan kemampuannya seperti yang dilakukan laki-laki. Sebagai tambahan, disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk menggunakan novel yang sama, namun dengan pendekatan yang berbeda. Misalnya dengan pendekatan kajian semangat bushido yang dimiliki masyarakat Jepang. Melalui pendekatan ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi nilai bushido yang dimiliki masyarakat Jepang pada masa Perang Dunia II.