The Struggle of Afghan Women against Men Subordination Portrayed in Mariam and Laila in Khaled Hosseini’s A Thousand Splendid Suns

Main Author: ClararissaAS, Hilga
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/100387/1/051101868.pdf
http://repository.ub.ac.id/100387/
Daftar Isi:
  • Dalam masyarakat patriarki, wanita menempati posisi yang lebih rendah dibandingkan dengan pria karena posisi mereka dalam keluarga dan masyarakat. Wanita dipandang lebih rendah dalam pernikahan karena pria berasumsi bahwa kodrat wanita adalah melayani suami dan keluarga. Situasi seperti ini juga dapat ditemukan di Afghanistan. Penindasan dan subordinasi terhadap wanita Afghanistan merupakan topik utama dalam novel karya Khaled Hosseini, A Thousand Splendid Suns . Oleh karena itu, penulis menyusun skripsi ini untuk mengungkap penindasan dan subordinasi yang dialami oleh karakter-karakter utama dari novel tersebut dan juga cara mereka berjuang melawan penderitaan dan ketidakadilan terhadap mereka. Penulis meneliti penindasan dan perjuangan mereka melalui kacamata feminis. Analisa penulis mendapatkan hasil bahwa karakter-karakter utama, Mariam dan Laila mengalami penindasan dan subordinasi pada usia dini. Mereka harus menanggung luka batin dan luka fisik dan juga pernikahan yang dipaksakan. Mereka juga harus berurusan dengan seorang suami yang suka menyiksa dan memperlakukan mereka dengan buruk. Lebih parahnya lagi, masyarakat juga mendiskriminasi mereka hanya karena mereka wanita. Bagaimanapun juga, Mariam dan Laila mencoba memperjuangkan hak mereka untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dan untuk bertahan hidup di lingkungan yang amat didominasi oleh pria. Mereka menunjukkan ketahanan diri yang luar biasa dalam menahan rasa sakit dan penghalang sebagai seorang wanita, rasa toleransi yang besar dan pengorbanan terhadap orang lain, kepribadian yang kuat sebagai wanita mandiri dan berpendidikan, serta kecintaan terhadap negera mereka yang berujung pada dedikasi tinggi demi harapan adanya kedamaian di tanah Afghanistan. Pada akhirnya, Mariam dan Laila membuktikan bahwa walaupun wanita selalu ditindas dan dinilai lebih rendah dari pria, mereka tetap berjuang untuk mempertahankan diri mereka. Mariam dan Laila adalah dua karakter hebat yang menunjukkan pada dunia bahwa wanita dapat menjadi apapun yang mereka inginkan, tanpa mengabaikan tugas mulia mereka dalam membesarkan anak dan mengurus keluarga.