Compensatory Strategies in Telling Stories Used by Good Learners at English Study Program of University of Brawijaya A Case Study Academic Speaking Class of 2011
Main Author: | Rochliyani, Alfianda |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/100375/1/051103993.pdf http://repository.ub.ac.id/100375/ |
Daftar Isi:
- Pelajar bahasa asing/bahasa kedua ( L2 ) seringkali mengalami kesulitan dalam berbicara karena keterbatasan kosakata L2 . Oleh sebab itu, mereka membutuhkan strategi yang dinamakan strategi kompensasi ( CpS ). Dalam studi ini, penulis tertarik untuk meneliti penggunaan CpS oleh pelajar pintar dalam bercerita karena kegiatan tersebut membutuhkan kemampuan mereka menyampaikan maksudnya dengan jelas. Rumusan masalah dari studi ini adalah (1) Jenis CpS apakah yang digunakan oleh pelajar pintar di Program Studi Bahasa Inggris, Universitas Brawijaya saat menceritakan pengalaman pribadi dan cerita rakyat? (2) Jenis CpS manakah yang paling sering digunakan oleh pelajar pintar di Program Studi Bahasa Inggris, Universitas Brawijaya saat menceritakan pengalaman pribadi dan cerita rakyat? dan (3) Apa alasan yang mungkin terjadi sehingga pelajar pintar mengatasi masalah kosakatanya? Studi ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan tipe penelitiannya adalah studi kasus. Datanya berupa ujaran yang mengandung CpS yang diujarkan oleh pelajar pintar dalam bercerita. Untuk menganalisa data, penulis menggunakan taksonomi CpS oleh Poulisse et al. (1990). Ada empat mahasiswa dari kelas Academic Speaking 2011 yang dilibatkan sebagai subyek penelitian. Mereka diminta untuk bercerita dua cerita dengan topik berbeda, yaitu pengalaman pribadi dan cerita rakyat. Hasil studi menunjukkan bahwa semua tipe CpS , yaitu analytic strategies, holistic strategies, transfer strategies dan morphological creativity digunakan dalam bercerita pengalaman pribadi. Sebaliknya, hanya ada tiga tipe CpS dalam bercerita cerita rakyat, dalam hal ini morphological creativity tidak digunakan. Selanjutnya, transfer strategies paling sering digunakan dalam bercerita pengalaman pribadi; sedangkan holistic strategies paling sering digunakan dalam bercerita cerita rakyat. Selanjutnya, alasan subyek mengatasi masalah kosakatanya adalah mereka tidak tahu, lupa, dan ragu dengan kata-kata L2 yang dimaksud. Kesimpulan dari studi ini adalah semua tipe CpS dapat digunakan oleh para subyek untuk mengatasi keterbatasan kosakata L2 mereka saat bercerita. Selain itu, perbedaan topik cerita dapat mempengaruhi penggunaan CpS karena mereka lebih banyak mengkompensasikan keterbatasan kosakatanya saat bercerita pengalaman pribadi dibandingkan bercerita cerita rakyat.