Word Association Responses and their Relationship with Lexical Storage A Case Study of Word Association Test on Japanese Study Program Students University of Brawijaya
Main Author: | Pratamasari, AnggiMeika |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/100351/1/051103970.pdf http://repository.ub.ac.id/100351/2/051103970.pdf http://repository.ub.ac.id/100351/3/051103971.pdf http://repository.ub.ac.id/100351/ |
Daftar Isi:
- Penyimpanan kata membahas mengenai bagaimana suatu kata disimpan di dalam otak. Ada beberapa penelitian mengenai penyimpanan kata pada penutur asli dan pembelajar bahasa asing dalam hal perkembangan leksikal dan pengaruh gender. Namun, penelitian mengenai penyimpanan kata pada mahasiswa Sastra Jepang dengan perbedaan tingkat kemahiran berbahasa belum pernah diulas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) tipe asosiasi kata, (2) sejauh mana perbedaan tingkat kemahiran mempengaruhi respon, dan (3) alasan pemilihan respon oleh mahasiswa Program Studi Sastra Jepang. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Jumlah subyek penelitian ini sebanyak 24 orang dengan rincian sembilan orang dari tingkat dasar, sembilan orang dari tingkat menengah, dan enam orang dari tingkat kemahiran kerja dasar yang dipilih berdasarkan skor TOEIC sebagai parameter tingkat kemahiran. Adapun data penelitian ini diambil melalui tes asosiasi kata berdasarkan pola konstruksi McCharty (1990). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tipe asosiasi kata yaitu clang, sintagmatik, paradigmatik, ensiklopedis, dan jenis lain dapat ditemukan pada respon yang diberikan. Respon yang diberikan para mahasiswa pada tiga tingkat kemahiran tersebut menunjukkan kesamaan yaitu munculnya respon ensiklopedi sebagai tipe yang paling banyak muncul dengan persentase dari tingkat dasar: 50%, tingkat menengah: 38,8%, dan kemahiran kerja dasar: 47,9%. Namun, mereka mempunyai cara yang berbeda dalam mengatur penyimpanan kata di otak mereka. Mahasiswa pada tingkat rendah cenderung memberikan respon yang merupakan rangkaian dari kata perangsangnya, sedangkan mahasiswa pada tingkat yang lebih tinggi memberikan respon dengan cara yang lebih kompleks. Sehingga, mahasiswa dengan kemahiran lebih tinggi mempunyai penyimpanan kata yang lebih luas. Sementara alasan pemilihan respon adalah berdasarkan pengetahuan tentang Jepang dan pengalaman. Dapat disimpulkan bahwa tingkat kemahiran berbahasa berperan dalam penyimpanan kata. Penelitian ini diharapkan bisa memberi sumbangsih dalam kajian psikolinguistik, khususnya pada bagaimana mahasiswa Sastra Jepang dengan perbedaan tingkat kemahiran menyimpan dan mengatur kata Bahasa Inggris di dalam otak mereka. Peneliti menyarankan peneliti selanjutnya untuk membuat penelitian serupa pada kelompok yang berbeda dan membahas tentang penyimpanan kata secara lebih mendalam.