Perencanaan Pembangunan Pertanian Hortikultura Berbasis Sumberdaya Lokal Studi Di Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian Dan Perikanan Kota Depok
Main Author: | Abdurahim, Andi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/10031/ |
Daftar Isi:
- Latar belakang penelitian ini adalah belimbing Dewa sebagai sumberdaya lokal di Kota Depok terancam punah. Tidak adanya regulasi yang melindungi sumberdaya lokal tersebut dan alih fungsi lahan yang tinggi menyebabkan jumlah tanaman belimbing dan produksinya semakin berkurang. Begitupun sejumlah petani belimbing beralih profesi ke non-pertanian. Secara nasional jumlah rumah tangga usaha pertanian yang mengalami penurunan terbesar terjadi di subsektor hortikultura sebesar 37,4% (Sensus Pertanian Tahun 2013). Kepala daerah terpilih juga telah mem-branding kota dengan tagline “friendly city” menggantikan ikon belimbing Dewa. Orientasi dan dukungan pemerintah terhadap belimbing Dewa pun makin memudar. Payung hukum untuk pembangunan pertanian hortikultura pun belum menjadi acuan dalam pembangunan pertanian di tiap daerah. Oleh karena itu pemerintah Kota Depok, khususnya DKP3, perlu menyusun rencana pembangunan pertanian hortikultura berbasis sumberdaya lokal agar mampu mempertahankan sumberdaya lokal sekaligus meningkatkannya untuk kesejahteraan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisis tentang penyusunan rencana pembangunan pertanian hortikultura berbasis sumberdaya lokal di Kota Depok serta faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat perencanaan tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada Model Interaktif melalui tiga jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu kondensasi data, penyajian data dan konklusi. Sejauh ini hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan rencana pembangunan pertanian hortikultura berbasis sumberdaya lokal belum berjalan baik. Meskipun didukung oleh banyak faktor namun terdapat kendala dalam tahapan-tahapannya yaitu pertama, isu alih fungsi lahan yang tidak pernah terangkat ke permukaan; kedua, upaya pengawalan isu pertanian di tingkat musrenbang oleh DKP3 Kota Depok belum optimal; ketiga, tidak ada upaya pembaruan data lapangan, baik oleh penyuluh maupun petani; dan keempat, prioritas DKP3 Kota Depok lebih ke arah kegiatan KRPL. Faktor-faktor yang mendukung perencanaan pembangunan pertanian hortikultura berbasis sumberdaya lokal mencakup lingkungan internal kantor yang kondusif, petani terbina, petugas lapangan yang aktif, tim perencanaan yang kompak, penggunaan teknologi terkini, dan anggaran yang memadai; sedangkan faktor-faktor yang menghambat perencanaannya yaitu alih fungsi lahan yang menggerus sumberdaya lokal, petani yang tidak terbina, data yang tidak update, dan komitmen kepala daerah yang lemah terhadap sumberdaya lokal.